perekonomina 2,3,4 sektor



MAKALAH
TEORI EKONOMI MAKRO
Perekonomian 2,3 dan 4 Sektor Serta Analsis Multiplayer
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro


Nama Dosen  : Hendro Prasetyo M.Pd
Disusun Oleh :

Ija                               : 201314500392


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
Jl.Nangka No. 58C Tanjung Barat, Jakarta Selatan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pemakalah panjatkan ke hadirat Allah SWT,karena dengan berkat  limpah rahmat dan karunia-Nya sehinngga pemakalah dapat mnyusun makalah mengenai tentang perekonominan 2,3 dan 4 sektor dengan baik.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.oleh karena itu pemakalah mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seemua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah  ini.
Pemakalah menyadari karena masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.Oleh karena itu pemakalah mengundang pembaca untuk memberikan saran serta keritik yang dapat membangun pemakalah.kritik dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Jakarta, Maret 2015















BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakng Pemasalahan yang  tejadi
Pada makalah ini  akan di jelaskan tentang perilaku tiap sektor ekonomi dalam mempengaruhi tingkat pendapatan nasional .pada kegiatan belajar pemakalah akan mencoba menjelaskan tentang perkonomian dua sektor dimana dalam perekonomian dua sektor akan membahas sektor rumah tangga dan swasta/bisnis sedangkan dalam perekonomian Tiga sektor membahas sektor rumah tangga,swasta dan pemerintah ,dan dalam makalah ini pun pemekalah akan menjelaskan tentang peekonomian Empat sektor dimana didalamnya membahas tentang hubungan antara sektor rumah tangga,swasta,pemerintah dan luar negeri.
      Secara garis besar materi yang akan  dibahas dalam makalah ini meliputi hal-hal berikut :
1.      Perekonomian Dua Sektor
2.      Perekonomian Tiga Sektor
3.      Perekonomian Empat Sektor

Pembahasan dari 3 topik tersebut diharapkan akan memberikan wawasan dan pengetian kepada mahasiswa ,tentang bagaimana perekonomian tersusun berdasarkan pendapatan dan pengeluaran dari masing-masing sektor ekonominya sehingga pada akhirnya mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan konsep keseimbangan pendapatan nasional.
Secara terprinci setelah mempelajari makalah ini ,mahasiswa diharapkan dapat:
1.      Menjelaskan identitas pendapatan;
2.      Menghitung average propensity to consume dan average propensity to save;
3.      Menghitung marginal propensity to consume dan marginal propnsity o save;
4.      Menghitung fungsi konsumsi dan tabungan;
5.      Menggambar kurva konsumsi dan tabungan;
6.      Menghitung keseimbangan pendapatan nasional ekonomi 2,3 dan 4 sektor;
7.      Menghitung efek pengganda ekonomi 2,3 dan 4 sektor ;
8.      Mengetahui pengarh pajak dari setiap sektor










BAB II
                                                   PEMBAHASAN

2.1 Perekonomiaan 2 sektor
Perekonomian Dua Sektor atau yang biasa disebut Sistem Perekonomian Sederhana adalah Perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Dari perekonomian dua sector ini pendapatannya didapatkan dari faktor – faktor produksi antara lain gaji dan upah, sewa, bunga, dan untung. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor merupakan keseimbangan dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan sektor luar negeri.
2.1.1 Keseimbangan Pendapatan Nasional 2 sektor
A. Perhitungan Pendapatan Nasional
Alat ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara adalah adanya peningkatan pendapatan Negara tersebut.Alat ukur yang digunakan saat ini untuk menghitung jumlah kuantitatif pendapatan suatu Negara adalah Produk Nasional Bruto / Gross National Poduct (GDP).GDP sendiri lebih ditujukan untuk mengukur angka kemakmuran material masyarakat. Karena menurut Adam Smith, kemakmuran suatu  bangsa bukanlah diukur dari banyaknya logam mulia/jumlah kekayaan yang dimiliki suatu Negara, tapi jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dari Negara tersebut.
Dalam penghitungan pendapatan nasional, terdapat beberapa istilah :
-          Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product (GDP)
-          Produk Nasional Bruto/Gross National Product (GNP)
-          Produk Nasional Netto/Net National Product (NNP)
-          Pendapatan Nasional/National Income (NI)
Sebelum membahas pendapatan nasional untuk perekonomian tertutup sederhana dan pertumbuhan ekonomi, akan didefinisikan terlebih dahulu tentang pendapatan nasional, perekonomian tertutup sederhanaPendapatan, dan pertumbuhan ekonomi.
B. HUBUNGAN DIANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran Rumah Tangga. Diantara faktor-faktor tersebut, yang paling penting adalah pendapatan rumah tangga yang telah dikurangi pajak pendapatan. Karena dalam perekonomian dua sektor tidak terdapat kegiatan pemerintah, berarti tidak terdapat pajak pendapatan dan pajak-pajak lainnya, pendapatan disposebel adalah sama dengan pendapatan Nasional.
Semakin tinggi pendapatan disposebel yang diterima oleh rumah tangga, semakin besar pula konsumsi yang akan mereka lakukan. Akan tetapi pertambahan konsumsi yang akan terjadi lebih rendah daripada pertambahan pendapatan yang berlaku. Maka makin lama kelebihan konsumsi rumah tangga yang wujud (kalau dibandingkan dengan pendapatan yang diterimanya) akan menjadi bertambah kecil.
 Hubungan antara pendapatan disposibel, pengeluaran Rumah Tangga dan tabungan sangat erat. Ciri-ciri dari hubungan tersebut :
1.        Pada pendapatan yang rendah Rumah Tangga akan menutupnya dari tabungan
mengambil dari tabungan.
2.        Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi.
3.        Pada pendapatan yang tinggi Rumah Tangga menabung.
Pada suatu tingkat pendapatan disposebel yang cukup tinggi, konsumsi rumah tangga akan sama besarnya dengan pendapatan disposebelnya. Apabila pendapatan disposebel mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi, rumah tangga tidak akan menggunakan seluruh pendapatan yang dapat dibelanjakannya tersebut. Ini berarti pengeluaran rumah tangga adalah lebih rendah daripada pendapatan disposebelnya. Pendapatan disposebel rumah tangga yang tidak di inginkan untuk perbelanjaan tersebut merupakan tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga. Dengan demikian diantara pendapatan disposebel pengeluaran konsumsi dan tabungan terdapat hubungan berikut :
Yd = C + S
Keterangan :
Yd   :    Pendapatan disposebel
C     :    Konsumsi rumah tangga
S     :    Tabungan

C. FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
a.  Konsumsi
Konsumsi (Consumption) adalah Kegiatan mengurangi nilai guna barang dan jasa, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Alat untuk melakukan konsumsi adalah dengan menggunakan pendapatan, maka kossumsi juga sering dartikan bagian pendapatan masyarakat yang digunakan untuk membeli barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan. Bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil seluruh pendapatannya akan habis dipergunakan untuk keperluan konsumsi.
Jika dirumuskan
Y = C
Keterangan :
Y = Yield (pendapatan)
C = Consumption( konsumsi)
Faktor yang mempengaruhi konsumsi ; pendapatan, komposisi keluarga, lingkungan, kepribadian, motivasi, sikap,budaya dan perkiraan masa depan.
b.  Tabungan
Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk konsumsi. Masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih besar dari kebutuhan konsumsi akan mempunyai kesempatan untuk menabung Dalam perekonomian sederhana Pendapatan Nasional akan digunakan untuk : Konsumsi dan Tabungan
Maka jika dirumuskan :
Y = C + S 
Keterangan :
Y = Yield (pendapatan)
C = Consumption( konsumsi)
S = Saving (tabunga)
Faktor yang mempengaruhi tabungan ; pendapatan, tingkat bunga, motif berjaga-jaga.

D. Fungsi Konsumsi Agregat dan Fungsi Tabungan Agregat
Dalam membahas mengenai pengeluaran konsumsi dan tabungan dari rumahtangga-rumahtangga, yang lebih penting untuk diperhatikan bukanlah pengeluaran konsumsi dan tabungan sesuatu rumahtangga tetapi pengeluaran konsumsi dan tabungan dari seluruh rumahtangga. Pengeluaran konsumsi dan tabungan dari seluruh masyarakat dalam perekonomian dinamakan pengeluaran konsumsi agregat dan tabungan agregat. Pengeluaran konsumsi agregat adalah jumlah daripada pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumahtangga yang ada dalam perekonomian. Demikian juga, tabungan agregat adalah jumlah dari tabungan-tabungan yang dibuat oleh seluruh rumah tangga. Ciri-ciri daripada pengeluaran konsumsi agregat tidak berbeda dengan ciri-ciri pengeluaran konsumsi suatu rumahtangga, dan ciri-ciri tabungan agregat tidak berbeda dengan ciri-ciri tabungan suatu rumahtangga.
Karena suatu perekonomian terdiri dari beribu-ribu atau berjuta-juta rumahtangga, kemungkinannya adalah kecil sekali bahwa fungsi konsumsi agregat adalah sama dengan fungsi konsumsi suatu rumahtangga. Bentuk fungsi konsumsi agregat bukan ditentukan oleh bentuk fungsi konsumsi suatu rumahtangga tetapi oleh fungsi konsumsi dari sebagian besar rumahtangga dalam perekonomian. Apabila banyak diantara mereka berkecondongan untuk menabung bagian yang cukup besar daripada pertambahan pendapatan mereka, maka fungsi konsumsi agregat tidak terlalu condong (lebih landai) bentuknya. Ini berarti kecondongan mengkonsumsi marginal adalah tidak terlalu besar. Akan tetapi apabila sebagian besar masyarakat membelanjakan hamper seluruh pendapatannya untuk konsumsi, maka fungsi konsumsi agregat bentuknya sangat condong, dan berarti bahwa kecondongan mengkonsumsi marginal sangat tinggi.

E.    INVESTASI
Investasi (investment) adalah bagian dari tabungan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi) yang bertujuan mendapatkan keuntungan. Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa (produksi). Tabungan akan digunakan untuk investasi.
Demikianlah, dari ketentuan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jika investasi neto positif (investasi bruto lebih besar daripada penyusutan), perekonomian itu mengalami kemajuan. Jika investasi neto bernilai nol (investasi bruto sama dengan penyusutan), dikatakan bahwa perekonomian yang bersangkutan berada dalam keadaan stasioner. Sementara itu, jika investasi neto bernilai negative (investasi bruto lebih kecil daripada penyusutan), perekonomian itu mengalami kemunduran.
Investasi mempunyai dampak sangat besar terhadap bertambahnya pendapatan nasional. Bila dirumuskan :
Y = C + S
Y = C + I
Sehingga I = S
Keterangan:
Y (yield)                 :    pendapatan
C (consumption)     :    konsumsi
S (saving)                :    tabungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha untuk melakukan investasi :
a. Tingkat bunga kredit
b. Jumlah permintaan barang/jasa
c. Perkembangan teknologi
d. Pajak Perseroan (perusahaan)
e. Biaya produksi
f. Kebijakan investasi & stabilitas politik
 Konsumsi, pendapatan dan tabungan hubungannya sangat erat. Menurut pendapat JM Keyness dikenal dengan psychological Consumption membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
Pendapat JM Keyness sebagai berikut :
a. Jika pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak sebanyak kenaikan pendapatan
b. Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan
c. Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan konsumsi dan tabungan.

Dalam pendapatan Nasional, investasi meliputi hal-hal berikut :
a. Seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang-barang modal dan perbelanjaan untuk mendirikan industry-industri,
b. Pengeluaran masyarakan untuk mendirikan rumah-rumah tempat tinggal, dan
c. Pertambahan dalam nilai stok-stok barang perusahaan berupa bahan mentah, barang yang belum selesai diproses dan barang jadi. (kalau nilai stok barang dalam perusahaan-perusahaan berkurang, maka ia merupakan investasi negatif).

2.1.2    Multiplier ekonomi dua sektor (angka pengganda)
Angka pengganda atau multiplier adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional.  Jika angka pengganda tersebut memepunyai angka yang tinggi, maka  dengan perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya. Perubahan pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang disebut dengan  koefisien multiplier. Proses multiplier adalah adanya perubahan pada variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun dari keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.
Rumus :
 
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y       = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang        = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang        = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

2.2       Perekonomian 3 Sektor
Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi kegiatan dalam sektor perusahaan, rumah tangga dan pemerintah. Dengan demikian dalam menganalisis perekonomian tiga sektor pada hakikatnya akan diperhatikan peranan dan pengaruh pemerintah keatas kegiatan dalam sesuatu perekonomian.
1.      Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional, yaitu:
a.       Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat melalui pengurangan atas konsumsi rumah tangga.
b.      Pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan menaikkan perbelanjaan-perbelanjaan agregat.
Kedua aliran pengeluaran / pendapatan ini akan mengubah pola aliran pendapatan dalam perekonomian. Dalam ekonomi tiga sektor belum terdapat kegiatan mengekspor dan mengimpor. Oleh sebab itu ,ekonomi tiga sektor dinamakan juga ekonomi tertutup.
2.2.1    Keseimbangan pendapatan perekonomian 3 sektor
A.        Aliran pendapatan dan pengeluaran
a.         Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :
1. Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
2. Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
3. Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
b.      Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
1. Pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor produksi dan
2. Pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.

c.         Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber :
1. dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan dan
2. dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
C. Syarat Keseimbangan
Keseimbangan : Y = AE,  atau Y = C + I + G
Y   : penawaran agregat                      AE : pengeluaran agregat
C   : konsumsi rumah tangga               I     : investasi perusahaan 
G   : pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa
Y = C + S + T ( setiap pendapatan nasional )
C + I + G = C + S + T ( keseimbangan = setiap pendapatan nasional )
Jika C dikurangi dari setiap ruas maka, Dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan kedalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan berlaku keadaan : I + G = S + T
2.2.2    Pengaruh pajak pada perekonomian 3 sektor
A. Jenis-Jenis Pajak
  1. Pajak objektif : pajak yg dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak  Misalnya  PPN dikenakan kpd mereka yang membeli barang dan jasa kena pajak
  2. Pajak subjektif : pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak. Mislanya pendapatan. Jika pendapatan makin besar, maka beban pajaknya makin besar
  3. pajak langsung : jenis pungutan pemerintah yang secara langsung di kumpulkan dari pihak yang wajib membayar pajak.( pajak yang secara langsung di pungut dari orang yang berkewajiban untuk membayar pajak).
4.      pajak tak langsung : pajak yang bebannya dapat di pindah2 kan kepada pihak lain.( yang menanagung beban pajak tersebut adalah para konsumen. Ex : Impor

B.    Bentuk-bentuk pajak pendapatan
1.  Pajak regresif : sistem pajak yang persentasinya menurun apabila pendapatan yang di kenakan pajak menjadi bertambah tinggi.dalam sistem ini ,pada pendapatan rendah ,pajak yang di pungut meliputi bagian yang paling tinggi dari pendapatan tersebut.tetapi,semakin tinggi pendapatan semakin kecil persentasi pajak itu di bandingkan dengan keseluruan pendapatan.
2. Pajak proporsional : persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan,yaitu dari tingkat pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi.dalam sistempajak ini tidak di bedakan di antara penduduk yang kaya atau miskin dan di antara perusahaan besar dan perusaan kecil.
3.  Pajak progresif : sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat .pajak ini menyebabkan pertambahan nominal pajak yang di bayar akan menjadi semakin cepat apabila pendapatan semakin tinggi.

C.        Efek Pajak terhadap Konsumsi Dan Tabungan
            Setiap pemungutan pajak akan menimbulkan perubahan terhadap pendapatan disposibel (Yd). Pajak sebanyak T akan menyebabkan pendapatan disposibel turun sebanyak T. Maka:  ∆Yd =  –
Kemerosotan pendapatan disposibel akan mengurangi konsumsi dan tabungan RT. Jumlah konsumsi dan tabungan yang berkurang adalah sama dengan pengurangan pendapatan diposible. Maka : ∆Yd = -T = ∆C + ∆S. Disamping tergantung pada perubahan pendapatan disposibel  pengurangan konsumsi ditentukan oleh MPC dan MPS. Perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan :
∆C = MPC x ∆Yd atau ∆C =MPC x (-T)
∆C = MPS x ∆Yd atau ∆C =MPS x (-T)
Setara dengan : T = ∆Yd = (MPC x T) + (MPS x T)[1][1]

D.        Pengeluaran Pemerintah
            Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pemerintah. Dinegara-negara yang sudah sangat maju, Pajak adalah sumber utama dari pembelanjaan pemerintah, sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi pemerintahan dan untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan, membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah, membiayai sistem pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai pembelanjaan untuk angkatan bersenjata dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang penting artinya dalam pembangunan adalah beberapa bidang penting yang akan dibiayai pemerintah.
1.      Penentu-penentu pengeluaran pemerintah
a.       Proyeksi jumlah pajak yang di terima : Dalam menyusun anggaran belanja pemerintah harus terlebih dahulu membuat proyeksi mengenai jumlah pajak yang akan di terimanya.makin banyak jumlah pajak yang akan dapat di kumpulkan, makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan di lakukan.
b.      Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai : mengatasi masalah pengangguran, menghidari inflasi, dan mempercepat pembangunan ekonomi. untuk mempercepat kegiatan tersebut seringkali membelanjakan uang yang lebih besar dari pendapatan yang di peroleh oleh pajak.
c.       Pertimbangan politik dan keamanan  : pertimbangan-pertimbangan politik dan kestabilan negara selalu menjadi salah satu tujuan penting dalam menyusun anggaran belanja pemerintah. kekacauan politik, keamanan. keadaan seperti itu akan menyebabkan kenaikan perbelanjaan pemerintah yang sangat besar.

2.2.3    Multiplier dalam Perekonmian 3 Sektor
Perekonomian tiga sektor di lambangkan
Y = C + I + G
Y = C0 + bYd + I + G
            Y = C0 + b(Y – T) + I + G
            Y = C0 + bY – bT + I + G
            Y = 1/(1-b) (C0 – bT + I + G)

  I + G = S + T
I + G = - C0 + (1 – b)Yd + T
I + G = - C0 + (1 – b)(Y – T) + T
I + G = - C0 + (1 – b)Y + bT
Y = 1/(1-b) (C0 – bT + I + G)
Makna variabel
Y adalah pendapatan nasional
T adalah Pajak
Yd adalah pendapatan disposibel
 C adalah konsumsi
C0 adalah konsumsi dasar, yaitu konsumsi yang tidak tergantung pada Y
 I adalah investasi
 G adalah pengeluaran pemerintah
  S adalah saving

2.3       Perekonomian 4 Sektor
Perekonomian terbuka / perekonomian empat sektor merupakan suatu negara yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara – negara lain. Dalam perekonomian terbuka sebagian produksi dalam negeri diekspor atau dijual ke luar negeri dan disamping itu terdapat pula barang di negara itu yang diimpor dari negara – negara lain. Perekonomian terbuka dinakan juga sebagai ekonomi empat sektor, yaitu suatu ekonomi yang dibedakan kepada empat sektor yaitu :
  1. Sektor Rumah Tangga (Households Sector), yang terdiri atas sekumpulan individu yg dianggap homogen & identik.
  2. Sektor Perusahaan (Firms Sector), yang terdiri atas sekumpulan perusahaan yang memproduksi brg & jasa.
  3. Sektor Pemerintah (Government Sector), yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat & perusahaan.
  4. Sektor Luar Negeri ( Foreign Sector), yaitu sektor perekonomian dunia, dimana perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor.
2.3.1    Mekanisme Perekonomian Empat Sektor
Disebut dengan Kegiatan ekonomi empat sektor karena kegiatan ini tidak hanya melibatkan pelaku-pelaku ekonomi di dalam negeri, tetapi juga masyarakat ekonomi di luar negeri. Dalam diagram circular flow terdapat pasar-pasar yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, pasar-pasar tersebut meliputi : Pasar barang, Pasar tenaga kerja, Pasar Uang & Lembaga keuangan, serta Pasar Luar negeri.
Dari diagram circular Flow diatas terdiri dari 4 komponen yaitu :
1.  Rumah Tangga
a. Hubungan dengan Perusahaan
Pada awalnya rumah tangga menjual SDM yang dimilikinya kepada perusahaan. Dari interaksi antara rumah tangga dan perusahaan dipertemukan pada Pasar tenaga kerja. Kemudian dari penjualan SDM tersebut, rumah tangga mendapatan penghasilan yang terdiri dari sewa, bunga, upah dan profit. Hal ini dipertemukan dalam pasar uang & lembaga keungan.
b. Hubungan dengan Pemerintah
Dalam hubungan ini rumah tangga menyetorkan sejumah uang sebagai pajak kepada pemerintah dan rumah tangga menerima penerimaan berupa gaji, bunga, penghasilan non balas jasa dari pemerintah (berupa hasil dari pajak).
c.Hubungan dengan negara lain
Untuk mencapai hubungan dengan negara lain rumah tangga harus melewati pasar barang dan pasar luar negeri. Rumah tangga mengimpor barang dan jasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2.  Perusahaan
Perusahaan merupakan gabungan unit kegiatan yang menghasilkan produk barang dan jasa.

a.       Hubungan dengan Rumah Tangga
perusahaan menghasilkan produk-produk berupa barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Lalu Perusahaan mendapatkan penghasilan dari penjualan produknya. Interaksi tersebut dipertemukan dalam pasar barang. Pasar Barang adalah pasar yang mempertemukan penawaran dan permintaan barang dan jasa. Pasar barang sering diistilahkan dengan sektor riil.
b.      Hubungan dengan Pemerintah
Perusahaan membayar pajak kepada pemerintah dan perusahaan menjual produk dan jasa kepada pemerintah melalui pasar barang.
c.       Hubungan dengan Dunia Internasional
Perusahaan melakukan impor atas produk barang maupun jasa dari luar negeri melalui pasar barang dan pasar luar negeri. Dari hasil penjulan tersebut perusahaan mendapatkan laba/keuntungan.
3.  Pemerintah
Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat dan bisnis.
a.      Hubungan dengan RumahTangga
pemerintah menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan operasional, pembangunan, dan lain-lain untuk membangun negara.
b.      Hubungan dengan Perusahaan
pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari perusahaan dan pemerintah juga membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja yang ada.
4.  Negara-negara lain
a.  Hubungan dengan Rumahtangga
Negara-negara lain(dunia internasional) menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga yang dilakukan di pasar luar negeri, dari pasar luar negeri masuk ke dalam pasar barang dalam negeri sehingga produk yang dihasilkan dapat dibeli oleh rumah tangga. Sehingga dari transaksi jual beli tersebut negara lain mendapatkan laba/keuntungan.


b.      Hubungan dengan Perusahaan
dunia internasional(negara lain) mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis perusahaan. Aliran barang dan jasanya juga melalui pasar negeri lalu masuk ke pasar barang. Dari proses tersebut juga dihasilkannya suatu laba.
2.3.2    Keseimbangan pendapatan nasional 4 Sektor
A.        Pendapatan Nasional Keseimbangan
Syarat keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka adalah : 
Y = C + I + G + (X – M)    dan    I + G + X = S + T + M
Ket.
Y = Tingkat Pendapatan
C = Konsumsi
I  = Investasi
X = Ekspor
S  = Tabungan
T  = Pajak
G  = Pengeluaran Pemerintah
M = Impor
Dalam Perekonomian Terbuka 4 Sektor, akan mewujudkan dua aliran baru dalam sirkulasi aliran Pendapatan, yaitu :
  1. Aliran pendapatan yang diterima dari mengekspor, yang merupakan “Suntikan” kepada aliran pendapatan.
  2. Aliran pengeluaran untuk membeli barang yang diimpor dari negara-negara lain, yang merupakan “Bocoran” kepada aliran pendapatan.
2.3.3    Multiplier Ekonomi 4 Sektor
perhitungan pendapatan keseimbangan 4 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M).
Y = C + I + G (X – M)
è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr)
Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)
Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
                            1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
                            1 – b
 = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)
                          1 – 0,75
 = 153 milyar rupiah









BAB IV
ANALISIS
4.1 Perekonomian 2 sektor
4.1.1 Analisis Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup  Dua Sektor
Perekonomian tertutup dua sekto merupakan perekonomian yang tidak adanya hubungan dengan Negara lain dan tidak adanya campur tangan pemerintah, baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi. Dalam perekonomian tertutup sederhana ini pengeluaran masyarakat seluruhnya pada tiap satuan waktu  akan terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi. Pihak-pihak yang terlibat dalam  perekonomian tertutup ini  adalah rumah tangga (pihak konsumen) dan perusahaan atau pihak swasta ( produsen) tanpa campur tangan pemerintah baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi dan juga  tidak berhubungan dengan perekonomian internasional baik ekspor maupun impor.
Terdapat dua model analisis perekonomian tertutup sederhana yaitu sebagai berikut :

1.       Model anlalisis dengan variabel investasi dan tabungan

Pada model ini, muncul dua aktifitas ekonomi yang baru yaitu, tabungan dan investasi. Tabungan rumah tangga dianggap kebocoran dalam arus melingakar, karena dapat mengurangi kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain seperti konsumsi. Namun Tabungan tersebut tidaklah dianggap kebocoran apabila digunakan sebagai investasi.Tabungan yang semula mengurangi pendapatan nasional, apabila digunakan sebagai investasi justru akan menjadi  injeksi, karena Investasi ini dapat menambah pendapatan nasional.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOY-3iLF1ZB_dfo2A6epKMQmdoTihkUGSu7nq3WFoeTXEqWVhawxwhnwT0-8Xcxx-vXlz1drZacYkeLXP9fks-WSI6u7Y4LcYD33CMu_lVseyHboNJSKDfwR5K__pu__dHmL5Gvo8YNLXv/s640/dua+sektor.png

Jika digambarkan dalam arus melingkar seperti gambar diatas maka dapat disimpulkan jika kedua pihak  saling terkait satu sama lain. Adapun analisisnya adalah sbb:

a)      Sektor rumah tangga
Sektor rumah tangga memiliki faktor produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi barang dan jasa.  Faktor produksi tersebut adalah kesediaan untuk bekerja (tenaga kerja),  barang modal , uang, tanah dan skill. Dan untuk menanggung resiko atas faktor produksi yang diberikan sektor rumah tangga tersebut, sektor perusahaan memberikan gaji untuk kesediaan bekerja, pendapatan bunga untuk kesediaan meminjamkan uang, pendapatan sewa untuk kesediaan memberikan barang modal, dan pembagian keuntungan untuk saham yang ditanamkan. semuanya itu (garis b) merupakan aliran pendapatan bagi sektor rumah tangga yang berasal dari sektor perusahaan.

b)     Sektor perusahaan
Sektor perusahaan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh sektor rumah tangga.  Aliran pengeluaran sektor rumah tangga (garis c) merupakan aliran pendapatan bagi sektor perusahaan.  Namun diluar itu sektor perusahaan juga membutuhkan faktor produksi dari rumah tangga (garis a). Sehingga inti dari adanya sektor perusahaan  adalah  berusaha mencari peluang keuntungan dengan melihat kebutuhan yang dibutuhkan oleh sektor rumah tangga namun dengan menggunakan kembali sumber daya faktor produksi yang tersedia dari sektor rumah tangga untuk memproduksi barang / jasa untuk mewujudkan kebutuhan yang dibutuhkan tersebut.

2.                  Model anlalisis dengan  angka pengganda


Angka pengganda atau multiplier adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional.  Jika angka pengganda tersebut memepunyai angka yang tinggi, maka  dengan perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya. Perubahan pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang disebut dengan  koefisien multiplier. Proses multiplier adalah adanya perubahan pada variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun dari keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.
Rumus :
 
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y       = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang        = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang        = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

4.2       Analisis Perekonomian 3 sektor
Perekonomian tiga sektor terdiri atas rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan pemerintah. Peran pemerintah di sini adalah sebagai pengatur, sebagai produsen, sekaligus sebagai konsumen. Besar kecilnya peran pemerintah dalam perekonomian itu sendiri sangat tergantung pada sistem ekonomi yang dianut. Di sistem ekonomi liberal, peran pemerintah minimal, sedangkan pada sistem ekonomi sosialis peran pemerintah sangat dominan. Di negara yang menganut sistem campuran seperti Indonesia, pemerintah masih cukup berperan. Perekonomian tiga sektor dapat dijelaskan melalui gambar berikut.


Perekonomian Tiga Sektor
Gambar 2. Arus perputaran faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.
Anak panah yang menuju ke kotak pemerintah berarti penerimaan pemerintah. Penerimaan pemerintah tersebut berupa pajak, misalnya pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, serta pajak bumi dan bangunan. Selain itu, pemerintah juga menggunakan faktor produksi dan barang serta jasa yang dibutuhkan untuk kegiatan ekonomi pemerintahan. Anak panah yang menuju ke rumah tangga, pasar faktor produksi, perusahaan, serta pasar barang dan jasa berarti pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah tersebut dapat berupa gaji, pembuatan prasarana, subsidi, serta pembelian barang dan jasa.

Peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi didasari oleh motif mencari keuntungan sekaligus memenuhi kepentingan umum. Dorongan mencari keuntungan ini tidak terlepas dari kebutuhan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan kondisi penerimaan yang semakin baik, pemerintah akan memiliki sumber dana untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

4.3 Analisi Pereknomian 4 sektor
Dalam perekonomian empat sektor kita akan melihat dua kelompok pelaku ekonomi, yaitu masyarakat luar negeri dan pelaku kegiatan ekonomi dalam negeri. Dalam masyarakat luar negeri terdapat rumah tangga konsumsi, perusahaan (rumah tangga produksi), dan pemerintah. Kegiatan kelompok pelaku ekonomi masyarakat luar negeri tersebut membentuk sistem arus perputaran kegiatan ekonomi. Kelompok pelaku ekonomi dalam negeri juga membentuk sistem perputaran kegiatan ekonomi. Jadi, masyarakat luar negeri maupun pelaku kegiatan ekonomi dalam negeri terdiri atas rumah tangga konsumsi, perusahaan (rumah tangga produksi), dan pemerintah. Mereka saling berinteraksi, sehingga membentuk sistem perputaran faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara masyarakat luar negeri dengan pelaku kegiatan ekonomi dalam negeri.

Perekonomian Empat Sektor
Gambar 3. Arus perputaran faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara masyarakat luar negeri dengan pelaku kegiatan ekonomi dalam negeri.
Dari gambar 3. Anda dapat melihat bahwa sudah tidak ada lagi negara yang tertutup sama sekali untuk melakukan hubungan perdagangan dengan negara lain. Di dalam perdagangan internasional tersebut terdapat dua macam kegiatan, yaitu ekspor dan impor. Pembayaran dari kegiatan tersebut dilakukan menggunakan uang atau valuta asing (devisa).

Peran pelaku ekonomi dalam kegiatan perekonomian nasional akan saling berkaitan dan saling memengaruhi sehingga akan membentuk satu kesatuan dan sistem. Kemacetan dalam salah satu sektor dapat segera menjalar ke arus uang dan barang. Tugas menjaga kestabilan arus uang dan barang memang tidak mudah. Dalam ilmu ekonomi, arus perputaran uang dan barang/jasa digambarkan dalam suatu lingkaran kegiatan ekonomi seperti yang telah diuraikan di atas. Nah, lingkaran arus kegiatan ekonomi akan memberikan manfaat bagi pelaku ekonomi dalam perekonomian nasional.














BAB V
KESIMPULAN
Perekonomian dua sektor disebut juga perekonomian sederhana, karena hanya terdiri atas dua pelaku, yaitu rumah tangga konsumsi (masyarakat) dan rumah tangga produksi (perusahaan). Perekonomian tiga sektor terdiri atas rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan pemerintah. Model perekonomian selanjutnya adalah yang paling sesuai dengan kenyataan, yaitu bentuk perekonomian empat sektor. Ciri perekonomian empat sektor  adalah adanya kegiatan masyarakat luar negeri dalam bentuk ekspor impor dan pertukaran faktor produksi.





































DAFTAR PUSTAKA

http://emyindah.blogspot.com/2013/01/keseimbangan-ekonomi-dua-sektor.html (diakses pada tanggal 15 maret 2015, pkl 15.00 wib )
Hermawan,wawan. Pengantar Ilmu Ekonomi.Edisi 1;Tangerang Selatan ;Universitas terbuka ,2013.




Komentar

  1. mengapa nilai multiplier dalam empat sektor lebih besar dari pada dua sektor dan tiga sektor

    BalasHapus
  2. buat temen-temen silahkan download Makalah Perekonomian Empat Sektor di jurnalmakalah.com

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTROPOLOGI.UNSUR-UNSUR BUDAYA UNIVERSAL

Motivasi dalam Prilaku Organisasi