perekonomina 2,3,4 sektor
MAKALAH
TEORI EKONOMI MAKRO
Perekonomian 2,3 dan 4 Sektor Serta
Analsis Multiplayer
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro
Nama Dosen : Hendro Prasetyo M.Pd
Disusun Oleh :
Ija : 201314500392
FAKULTAS
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PENDIDIKAN
EKONOMI
UNIVERSITAS
INDRAPRASTA PGRI
Jl.Nangka No. 58C Tanjung Barat,
Jakarta Selatan
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur pemakalah panjatkan ke hadirat Allah SWT,karena dengan berkat limpah rahmat dan karunia-Nya sehinngga
pemakalah dapat mnyusun makalah mengenai tentang perekonominan 2,3 dan 4 sektor
dengan baik.
Makalah
ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini.oleh karena itu pemakalah mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada seemua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Pemakalah
menyadari karena masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.Oleh
karena itu pemakalah mengundang pembaca untuk memberikan saran serta keritik
yang dapat membangun pemakalah.kritik dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Jakarta,
Maret 2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakng Pemasalahan yang tejadi
Pada makalah ini akan di jelaskan tentang perilaku tiap sektor
ekonomi dalam mempengaruhi tingkat pendapatan nasional .pada kegiatan belajar
pemakalah akan mencoba menjelaskan tentang perkonomian dua sektor dimana dalam
perekonomian dua sektor akan membahas sektor rumah tangga dan swasta/bisnis
sedangkan dalam perekonomian Tiga sektor membahas sektor rumah tangga,swasta
dan pemerintah ,dan dalam makalah ini pun pemekalah akan menjelaskan tentang
peekonomian Empat sektor dimana didalamnya membahas tentang hubungan antara
sektor rumah tangga,swasta,pemerintah dan luar negeri.
Secara
garis besar materi yang akan dibahas
dalam makalah ini meliputi hal-hal berikut :
1.
Perekonomian Dua Sektor
2.
Perekonomian Tiga Sektor
3.
Perekonomian Empat Sektor
Pembahasan dari 3 topik
tersebut diharapkan akan memberikan wawasan dan pengetian kepada mahasiswa
,tentang bagaimana perekonomian tersusun berdasarkan pendapatan dan pengeluaran
dari masing-masing sektor ekonominya sehingga pada akhirnya mahasiswa
diharapkan dapat menjelaskan konsep keseimbangan pendapatan nasional.
Secara terprinci
setelah mempelajari makalah ini ,mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan
identitas pendapatan;
2. Menghitung
average propensity to consume dan average propensity to save;
3. Menghitung
marginal propensity to consume dan marginal propnsity o save;
4. Menghitung
fungsi konsumsi dan tabungan;
5. Menggambar
kurva konsumsi dan tabungan;
6. Menghitung
keseimbangan pendapatan nasional ekonomi 2,3 dan 4 sektor;
7. Menghitung
efek pengganda ekonomi 2,3 dan 4 sektor ;
8. Mengetahui
pengarh pajak dari setiap sektor
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Perekonomiaan 2 sektor
Perekonomian Dua Sektor atau yang biasa disebut
Sistem Perekonomian Sederhana adalah Perekonomian yang terdiri dari sektor
rumah tangga dan perusahaan. Dari perekonomian dua sector ini pendapatannya
didapatkan dari faktor – faktor produksi antara lain gaji dan upah, sewa, bunga,
dan untung. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor merupakan keseimbangan
dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah
tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan sektor luar
negeri.
2.1.1
Keseimbangan Pendapatan Nasional 2 sektor
A.
Perhitungan Pendapatan Nasional
Alat ukur keberhasilan
perekonomian suatu Negara adalah adanya peningkatan pendapatan Negara
tersebut.Alat ukur yang digunakan saat ini untuk menghitung jumlah kuantitatif
pendapatan suatu Negara adalah Produk Nasional Bruto / Gross National Poduct
(GDP).GDP sendiri lebih ditujukan untuk mengukur angka kemakmuran material
masyarakat. Karena menurut Adam Smith, kemakmuran suatu bangsa bukanlah
diukur dari banyaknya logam mulia/jumlah kekayaan yang dimiliki suatu Negara,
tapi jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dari Negara tersebut.
Dalam penghitungan pendapatan nasional, terdapat beberapa istilah :
- Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product (GDP)
- Produk Nasional Bruto/Gross National Product (GNP)
- Produk Nasional Netto/Net National Product (NNP)
- Pendapatan Nasional/National Income (NI)
Sebelum membahas pendapatan nasional untuk perekonomian tertutup sederhana dan pertumbuhan ekonomi, akan didefinisikan terlebih dahulu tentang pendapatan nasional, perekonomian tertutup sederhanaPendapatan, dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam penghitungan pendapatan nasional, terdapat beberapa istilah :
- Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product (GDP)
- Produk Nasional Bruto/Gross National Product (GNP)
- Produk Nasional Netto/Net National Product (NNP)
- Pendapatan Nasional/National Income (NI)
Sebelum membahas pendapatan nasional untuk perekonomian tertutup sederhana dan pertumbuhan ekonomi, akan didefinisikan terlebih dahulu tentang pendapatan nasional, perekonomian tertutup sederhanaPendapatan, dan pertumbuhan ekonomi.
B.
HUBUNGAN
DIANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
tingkat pengeluaran Rumah Tangga. Diantara faktor-faktor tersebut, yang
paling penting adalah pendapatan rumah tangga yang telah dikurangi pajak
pendapatan. Karena dalam perekonomian dua sektor tidak terdapat kegiatan
pemerintah, berarti tidak terdapat pajak pendapatan dan pajak-pajak lainnya,
pendapatan disposebel adalah sama dengan pendapatan Nasional.
Semakin tinggi pendapatan disposebel yang diterima
oleh rumah tangga, semakin besar pula konsumsi yang akan mereka lakukan. Akan
tetapi pertambahan konsumsi yang akan terjadi lebih rendah daripada pertambahan
pendapatan yang berlaku. Maka makin lama kelebihan konsumsi rumah tangga yang
wujud (kalau dibandingkan dengan pendapatan yang diterimanya) akan menjadi
bertambah kecil.
Hubungan antara pendapatan disposibel,
pengeluaran Rumah Tangga dan tabungan sangat erat. Ciri-ciri dari
hubungan tersebut :
1.
Pada pendapatan yang rendah Rumah Tangga
akan menutupnya dari tabungan
mengambil dari tabungan.
mengambil dari tabungan.
2.
Kenaikan pendapatan menaikkan
pengeluaran konsumsi.
3.
Pada pendapatan yang tinggi Rumah Tangga menabung.
Pada suatu tingkat pendapatan disposebel yang cukup
tinggi, konsumsi rumah tangga akan sama besarnya dengan pendapatan
disposebelnya. Apabila pendapatan disposebel mencapai tingkat yang lebih tinggi
lagi, rumah tangga tidak akan menggunakan seluruh pendapatan yang dapat
dibelanjakannya tersebut. Ini berarti pengeluaran rumah tangga adalah lebih
rendah daripada pendapatan disposebelnya. Pendapatan disposebel rumah tangga
yang tidak di inginkan untuk perbelanjaan tersebut merupakan tabungan yang
dilakukan oleh rumah tangga. Dengan demikian diantara pendapatan disposebel
pengeluaran konsumsi dan tabungan terdapat hubungan berikut :
Yd = C + S
Keterangan :
Yd : Pendapatan
disposebel
C : Konsumsi rumah
tangga
S : Tabungan
C.
FUNGSI
KONSUMSI DAN TABUNGAN
a. Konsumsi
Konsumsi (Consumption) adalah Kegiatan mengurangi
nilai guna barang dan jasa, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Alat untuk
melakukan konsumsi adalah dengan menggunakan pendapatan, maka kossumsi juga
sering dartikan bagian pendapatan masyarakat yang digunakan untuk membeli
barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan. Bagi masyarakat yang
berpenghasilan kecil seluruh pendapatannya akan habis dipergunakan untuk
keperluan konsumsi.
Jika
dirumuskan
Y = C
Keterangan :
Y = Yield
(pendapatan)
C =
Consumption( konsumsi)
Faktor yang
mempengaruhi konsumsi ; pendapatan, komposisi keluarga, lingkungan,
kepribadian, motivasi, sikap,budaya dan perkiraan masa depan.
b. Tabungan
Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat
yang tidak digunakan untuk konsumsi. Masyarakat yang mempunyai penghasilan
lebih besar dari kebutuhan konsumsi akan mempunyai kesempatan untuk menabung
Dalam perekonomian sederhana Pendapatan Nasional akan digunakan untuk :
Konsumsi dan Tabungan
Maka jika dirumuskan
:
Y = C + S
Keterangan :
Y = Yield
(pendapatan)
C =
Consumption( konsumsi)
S = Saving
(tabunga)
Faktor yang
mempengaruhi tabungan ; pendapatan, tingkat bunga, motif berjaga-jaga.
D. Fungsi
Konsumsi Agregat dan Fungsi Tabungan Agregat
Dalam membahas mengenai pengeluaran konsumsi dan
tabungan dari rumahtangga-rumahtangga, yang lebih penting untuk diperhatikan
bukanlah pengeluaran konsumsi dan tabungan sesuatu rumahtangga tetapi
pengeluaran konsumsi dan tabungan dari seluruh rumahtangga. Pengeluaran
konsumsi dan tabungan dari seluruh masyarakat dalam perekonomian dinamakan
pengeluaran konsumsi agregat dan tabungan agregat. Pengeluaran konsumsi agregat
adalah jumlah daripada pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh
rumahtangga yang ada dalam perekonomian. Demikian juga, tabungan agregat adalah
jumlah dari tabungan-tabungan yang dibuat oleh seluruh rumah tangga. Ciri-ciri
daripada pengeluaran konsumsi agregat tidak berbeda dengan ciri-ciri
pengeluaran konsumsi suatu rumahtangga, dan ciri-ciri tabungan agregat tidak
berbeda dengan ciri-ciri tabungan suatu rumahtangga.
Karena suatu perekonomian terdiri dari beribu-ribu
atau berjuta-juta rumahtangga, kemungkinannya adalah kecil sekali bahwa fungsi
konsumsi agregat adalah sama dengan fungsi konsumsi suatu rumahtangga. Bentuk
fungsi konsumsi agregat bukan ditentukan oleh bentuk fungsi konsumsi suatu
rumahtangga tetapi oleh fungsi konsumsi dari sebagian besar rumahtangga dalam
perekonomian. Apabila banyak diantara mereka berkecondongan untuk menabung
bagian yang cukup besar daripada pertambahan pendapatan mereka, maka fungsi
konsumsi agregat tidak terlalu condong (lebih landai) bentuknya. Ini berarti
kecondongan mengkonsumsi marginal adalah tidak terlalu besar. Akan tetapi
apabila sebagian besar masyarakat membelanjakan hamper seluruh pendapatannya
untuk konsumsi, maka fungsi konsumsi agregat bentuknya sangat condong, dan
berarti bahwa kecondongan mengkonsumsi marginal sangat tinggi.
E.
INVESTASI
Investasi (investment) adalah bagian dari tabungan yang
digunakan untuk kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi) yang
bertujuan mendapatkan keuntungan. Jika tabungan besar, maka akan digunakan
untuk kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa (produksi). Tabungan akan
digunakan untuk investasi.
Demikianlah, dari ketentuan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa jika investasi neto positif (investasi bruto lebih besar
daripada penyusutan), perekonomian itu mengalami kemajuan. Jika investasi neto
bernilai nol (investasi bruto sama dengan penyusutan), dikatakan bahwa
perekonomian yang bersangkutan berada dalam keadaan stasioner. Sementara itu,
jika investasi neto bernilai negative (investasi bruto lebih kecil daripada
penyusutan), perekonomian itu mengalami kemunduran.
Investasi mempunyai dampak sangat besar terhadap
bertambahnya pendapatan nasional. Bila dirumuskan :
Y = C + S
Y = C + I
Sehingga I =
S
Keterangan:
Y (yield)
: pendapatan
C (consumption) :
konsumsi
S (saving)
: tabungan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengusaha untuk melakukan investasi :
a. Tingkat
bunga kredit
b. Jumlah
permintaan barang/jasa
c. Perkembangan
teknologi
d. Pajak
Perseroan (perusahaan)
e. Biaya
produksi
f. Kebijakan
investasi & stabilitas politik
Konsumsi, pendapatan
dan tabungan hubungannya sangat erat. Menurut pendapat JM Keyness dikenal
dengan psychological Consumption membahas tingkah laku masyarakat dalam
konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
Pendapat JM
Keyness sebagai berikut :
a. Jika
pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak sebanyak kenaikan
pendapatan
b. Setiap
kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan
c. Setiap
kenaikan pendapatan jarang menurunkan konsumsi dan tabungan.
Dalam
pendapatan Nasional, investasi meliputi hal-hal berikut :
a. Seluruh
nilai pembelian para pengusaha atas barang-barang modal dan perbelanjaan untuk
mendirikan industry-industri,
b. Pengeluaran
masyarakan untuk mendirikan rumah-rumah tempat tinggal, dan
c. Pertambahan
dalam nilai stok-stok barang perusahaan berupa bahan mentah, barang yang belum
selesai diproses dan barang jadi. (kalau nilai stok barang dalam
perusahaan-perusahaan berkurang, maka ia merupakan investasi negatif).
2.1.2 Multiplier ekonomi dua sektor (angka
pengganda)
Angka pengganda atau multiplier
adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan
nasional. Jika angka pengganda tersebut memepunyai angka yang tinggi,
maka dengan perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi
angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya.
Perubahan pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang
disebut dengan koefisien multiplier. Proses multiplier adalah adanya
perubahan pada variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi
berubah. Namun dari keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan
investasi tersebut.
Rumus :
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
2.2 Perekonomian 3 Sektor
Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi kegiatan dalam sektor
perusahaan, rumah tangga dan pemerintah. Dengan demikian dalam menganalisis
perekonomian tiga sektor pada hakikatnya akan diperhatikan peranan dan pengaruh
pemerintah keatas kegiatan dalam sesuatu perekonomian.
1. Campur tangan pemerintah dalam
perekonomian menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan
keseimbangan pendapatan nasional, yaitu:
a. Pungutan pajak yang dilakukan
pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat melalui pengurangan atas
konsumsi rumah tangga.
b. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan
perbelanjaan dan ini akan menaikkan perbelanjaan-perbelanjaan agregat.
Kedua aliran pengeluaran / pendapatan ini akan mengubah pola aliran
pendapatan dalam perekonomian. Dalam ekonomi tiga sektor belum terdapat
kegiatan mengekspor dan mengimpor. Oleh sebab itu ,ekonomi tiga sektor
dinamakan juga ekonomi tertutup.
2.2.1 Keseimbangan pendapatan perekonomian 3 sektor
A. Aliran pendapatan dan pengeluaran
a. Campur tangan pemerintah
dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru dalam sirkulasi
aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :
1. Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah.
Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia
merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
2. Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini
menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang
diproduksikan oleh sektor perusahaan.
3. Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu
timbul sebagai akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi
yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
b.
Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu
1. Pembayaran
kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor produksi dan
2. Pembayaran
pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
c. Pendapatan yang diterima
rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber :
1. dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan dan
2. dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
C. Syarat
Keseimbangan
Keseimbangan : Y = AE, atau Y = C + I + G
Y : penawaran agregat
AE : pengeluaran agregat
C : konsumsi rumah tangga
I : investasi perusahaan
G : pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa
Y = C + S + T ( setiap pendapatan nasional )
C + I + G = C + S + T (
keseimbangan = setiap pendapatan nasional )
Jika C dikurangi dari setiap ruas maka, Dalam
perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan kedalam sirkulasi aliran
pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah
dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan
berlaku keadaan : I + G = S + T
2.2.2 Pengaruh pajak pada perekonomian 3 sektor
A. Jenis-Jenis Pajak
- Pajak objektif : pajak yg dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak Misalnya PPN dikenakan kpd mereka yang membeli barang dan jasa kena pajak
- Pajak subjektif : pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak. Mislanya pendapatan. Jika pendapatan makin besar, maka beban pajaknya makin besar
- pajak langsung : jenis pungutan pemerintah yang secara langsung di kumpulkan dari pihak yang wajib membayar pajak.( pajak yang secara langsung di pungut dari orang yang berkewajiban untuk membayar pajak).
4. pajak tak
langsung : pajak yang bebannya dapat di pindah2 kan kepada pihak lain.( yang
menanagung beban pajak tersebut adalah para konsumen. Ex : Impor
B. Bentuk-bentuk
pajak pendapatan
1. Pajak
regresif : sistem pajak yang persentasinya menurun apabila pendapatan yang di
kenakan pajak menjadi bertambah tinggi.dalam sistem ini ,pada pendapatan rendah
,pajak yang di pungut meliputi bagian yang paling tinggi dari pendapatan
tersebut.tetapi,semakin tinggi pendapatan semakin kecil persentasi pajak itu di
bandingkan dengan keseluruan pendapatan.
2. Pajak
proporsional : persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai
tingkat pendapatan,yaitu dari tingkat pendapatan yang sangat rendah kepada yang
sangat tinggi.dalam sistempajak ini tidak di bedakan di antara penduduk yang
kaya atau miskin dan di antara perusahaan besar dan perusaan kecil.
3. Pajak
progresif : sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan
semakin meningkat .pajak ini menyebabkan pertambahan nominal pajak yang di
bayar akan menjadi semakin cepat apabila pendapatan semakin tinggi.
C. Efek Pajak terhadap Konsumsi Dan
Tabungan
Setiap
pemungutan pajak akan menimbulkan perubahan terhadap pendapatan disposibel
(Yd). Pajak sebanyak T akan menyebabkan pendapatan disposibel turun sebanyak T.
Maka: ∆Yd = –
Kemerosotan pendapatan disposibel
akan mengurangi konsumsi dan tabungan RT. Jumlah konsumsi dan tabungan yang
berkurang adalah sama dengan pengurangan pendapatan diposible. Maka : ∆Yd = -T
= ∆C + ∆S. Disamping tergantung pada perubahan pendapatan disposibel
pengurangan konsumsi ditentukan oleh MPC dan MPS. Perhitungannya dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan :
∆C = MPC x ∆Yd atau ∆C =MPC x (-T)
∆C = MPS x ∆Yd atau ∆C =MPS x (-T)
D. Pengeluaran Pemerintah
Pajak
yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan
pemerintah. Dinegara-negara yang sudah sangat maju, Pajak adalah sumber utama
dari pembelanjaan pemerintah, sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk
membiayai administrasi pemerintahan dan untuk membiayai kegiatan-kegiatan
pembangunan, membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah, membiayai sistem
pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai pembelanjaan untuk angkatan
bersenjata dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang penting artinya
dalam pembangunan adalah beberapa bidang penting yang akan dibiayai pemerintah.
1. Penentu-penentu pengeluaran pemerintah
a.
Proyeksi jumlah pajak yang di terima : Dalam menyusun
anggaran belanja pemerintah harus terlebih dahulu membuat proyeksi mengenai
jumlah pajak yang akan di terimanya.makin banyak jumlah pajak yang akan dapat
di kumpulkan, makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan di lakukan.
b.
Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai : mengatasi
masalah pengangguran, menghidari inflasi, dan mempercepat pembangunan ekonomi.
untuk mempercepat kegiatan tersebut seringkali membelanjakan uang yang lebih
besar dari pendapatan yang di peroleh oleh pajak.
c.
Pertimbangan politik dan keamanan :
pertimbangan-pertimbangan politik dan kestabilan negara selalu menjadi salah
satu tujuan penting dalam menyusun anggaran belanja pemerintah. kekacauan
politik, keamanan. keadaan seperti itu akan menyebabkan kenaikan perbelanjaan
pemerintah yang sangat besar.
2.2.3 Multiplier
dalam Perekonmian 3 Sektor
Perekonomian tiga sektor di lambangkan
Y = C + I +
G
Y = C0 + bYd + I + G
Y = C0 + b(Y – T) + I + G
Y = C0 + bY – bT + I + G
Y = 1/(1-b) (C0 – bT + I + G)
I + G = S +
T
I + G = - C0 + (1 – b)Yd + T
I + G = - C0 + (1 – b)(Y – T)
+ T
I + G = - C0 + (1 – b)Y + bT
Y = 1/(1-b) (C0 – bT + I + G)
Makna variabel
Y adalah pendapatan nasional
T adalah Pajak
Yd adalah pendapatan disposibel
C adalah konsumsi
C0 adalah konsumsi dasar, yaitu konsumsi yang tidak tergantung pada Y
I adalah investasi
G adalah pengeluaran pemerintah
S adalah saving
2.3 Perekonomian 4 Sektor
Perekonomian terbuka / perekonomian empat sektor merupakan suatu negara
yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara – negara lain. Dalam perekonomian
terbuka sebagian produksi dalam negeri diekspor atau dijual ke luar negeri dan
disamping itu terdapat pula barang di negara itu yang diimpor dari negara –
negara lain. Perekonomian terbuka dinakan juga sebagai ekonomi empat sektor,
yaitu suatu ekonomi yang dibedakan kepada empat sektor yaitu :
- Sektor Rumah Tangga (Households Sector), yang terdiri atas sekumpulan individu yg dianggap homogen & identik.
- Sektor Perusahaan (Firms Sector), yang terdiri atas sekumpulan perusahaan yang memproduksi brg & jasa.
- Sektor Pemerintah (Government Sector), yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat & perusahaan.
- Sektor Luar Negeri ( Foreign Sector), yaitu sektor perekonomian dunia, dimana perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor.
2.3.1 Mekanisme
Perekonomian Empat Sektor
Disebut dengan Kegiatan ekonomi
empat sektor karena kegiatan ini tidak hanya melibatkan pelaku-pelaku ekonomi
di dalam negeri, tetapi juga masyarakat ekonomi di luar negeri. Dalam
diagram circular flow terdapat pasar-pasar yang mempengaruhi kegiatan ekonomi,
pasar-pasar tersebut meliputi : Pasar barang, Pasar tenaga kerja, Pasar Uang
& Lembaga keuangan, serta Pasar Luar negeri.
Dari diagram
circular Flow diatas terdiri dari 4 komponen yaitu :
1.
Rumah Tangga
a. Hubungan dengan Perusahaan
Pada awalnya rumah tangga menjual SDM yang dimilikinya kepada perusahaan.
Dari interaksi antara rumah tangga dan perusahaan dipertemukan pada Pasar
tenaga kerja. Kemudian dari penjualan SDM tersebut, rumah tangga mendapatan
penghasilan yang terdiri dari sewa, bunga, upah dan profit. Hal ini
dipertemukan dalam pasar uang & lembaga keungan.
b. Hubungan dengan Pemerintah
Dalam hubungan ini rumah tangga menyetorkan sejumah uang sebagai pajak
kepada pemerintah dan rumah tangga menerima penerimaan berupa gaji, bunga,
penghasilan non balas jasa dari pemerintah (berupa hasil dari pajak).
c.Hubungan dengan negara lain
Untuk mencapai hubungan dengan negara lain rumah tangga harus melewati
pasar barang dan pasar luar negeri. Rumah tangga mengimpor barang dan jasa dari
luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Perusahaan
Perusahaan merupakan gabungan unit kegiatan yang menghasilkan produk barang
dan jasa.
a. Hubungan dengan Rumah Tangga
perusahaan menghasilkan produk-produk berupa barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh masyarakat. Lalu Perusahaan mendapatkan penghasilan dari
penjualan produknya. Interaksi tersebut dipertemukan dalam pasar
barang. Pasar Barang adalah pasar yang mempertemukan penawaran dan
permintaan barang dan jasa. Pasar barang sering diistilahkan dengan sektor
riil.
b. Hubungan
dengan Pemerintah
Perusahaan membayar pajak kepada pemerintah dan perusahaan menjual produk
dan jasa kepada pemerintah melalui pasar barang.
c. Hubungan
dengan Dunia Internasional
Perusahaan melakukan impor atas produk barang maupun jasa dari luar negeri
melalui pasar barang dan pasar luar negeri. Dari hasil penjulan tersebut
perusahaan mendapatkan laba/keuntungan.
3. Pemerintah
Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat dan bisnis.
a. Hubungan
dengan RumahTangga
pemerintah menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan operasional,
pembangunan, dan lain-lain untuk membangun negara.
b. Hubungan
dengan Perusahaan
pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari perusahaan dan pemerintah juga
membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja yang ada.
4. Negara-negara lain
a. Hubungan
dengan Rumahtangga
Negara-negara lain(dunia internasional) menyediakan barang dan jasa untuk
kepentingan rumah tangga yang dilakukan di pasar luar negeri, dari pasar luar
negeri masuk ke dalam pasar barang dalam negeri sehingga produk yang dihasilkan
dapat dibeli oleh rumah tangga. Sehingga dari transaksi jual beli tersebut
negara lain mendapatkan laba/keuntungan.
b. Hubungan
dengan Perusahaan
dunia internasional(negara lain) mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis
perusahaan. Aliran barang dan jasanya juga melalui pasar negeri lalu masuk ke
pasar barang. Dari proses tersebut juga dihasilkannya suatu laba.
2.3.2 Keseimbangan pendapatan nasional 4 Sektor
A. Pendapatan Nasional Keseimbangan
Syarat keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka adalah :
Y = C + I + G + (X – M)
dan I + G + X = S + T + M
Ket.
Y = Tingkat Pendapatan
C = Konsumsi
I = Investasi
X = Ekspor
S = Tabungan
T = Pajak
G = Pengeluaran Pemerintah
M = Impor
Dalam Perekonomian Terbuka 4 Sektor, akan mewujudkan dua aliran baru dalam
sirkulasi aliran Pendapatan, yaitu :
- Aliran pendapatan yang diterima dari mengekspor, yang merupakan “Suntikan” kepada aliran pendapatan.
- Aliran pengeluaran untuk membeli barang yang diimpor dari negara-negara lain, yang merupakan “Bocoran” kepada aliran pendapatan.
2.3.3 Multiplier
Ekonomi 4 Sektor
perhitungan pendapatan
keseimbangan 4 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I),
pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) pembayaran transfer (Tr),
ekspor (X) dan impor (M).
Y = C + I + G (X – M)
è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx
+ Tr)
Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G
+ (X – M)
Y = a + bY – bTx + bTr + I + G +
(X– M)
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G +
(X– M)
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I +
G + (X– M)
Y = a – bTx + bTr + I + G +
(X – M)
1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar
rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10,
pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer
(Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya pendapatan nasional
dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G +
(X – M)
1 – b
= 20 – 0,75(6) +
0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)
1 – 0,75
= 153 milyar rupiah
BAB IV
ANALISIS
4.1
Perekonomian 2 sektor
4.1.1
Analisis Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Dua Sektor
Perekonomian
tertutup dua sekto merupakan perekonomian yang tidak adanya hubungan dengan
Negara lain dan tidak adanya campur tangan pemerintah, baik berupa pungutan
pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran
konsumsi. Dalam perekonomian tertutup sederhana ini pengeluaran masyarakat
seluruhnya pada tiap satuan waktu akan
terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk
investasi. Pihak-pihak yang terlibat dalam
perekonomian tertutup ini adalah
rumah tangga (pihak konsumen) dan perusahaan atau pihak swasta ( produsen)
tanpa campur tangan pemerintah baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer
pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi dan juga tidak berhubungan dengan perekonomian
internasional baik ekspor maupun impor.
Terdapat dua
model analisis perekonomian tertutup sederhana yaitu sebagai berikut :
1.
Model anlalisis dengan variabel investasi dan tabungan
Pada model ini, muncul dua aktifitas ekonomi yang baru yaitu, tabungan dan investasi. Tabungan rumah tangga dianggap kebocoran dalam arus melingakar, karena dapat mengurangi kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain seperti konsumsi. Namun Tabungan tersebut tidaklah dianggap kebocoran apabila digunakan sebagai investasi.Tabungan yang semula mengurangi pendapatan nasional, apabila digunakan sebagai investasi justru akan menjadi injeksi, karena Investasi ini dapat menambah pendapatan nasional.
Jika
digambarkan dalam arus melingkar seperti gambar diatas maka dapat disimpulkan
jika kedua pihak saling terkait satu
sama lain. Adapun analisisnya adalah sbb:
a) Sektor rumah tangga
Sektor rumah tangga memiliki faktor
produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi barang dan jasa. Faktor produksi tersebut adalah kesediaan untuk
bekerja (tenaga kerja), barang modal ,
uang, tanah dan skill. Dan untuk menanggung resiko atas faktor produksi yang
diberikan sektor rumah tangga tersebut, sektor perusahaan memberikan gaji untuk
kesediaan bekerja, pendapatan bunga untuk kesediaan meminjamkan uang,
pendapatan sewa untuk kesediaan memberikan barang modal, dan pembagian
keuntungan untuk saham yang ditanamkan. semuanya itu (garis b) merupakan aliran
pendapatan bagi sektor rumah tangga yang berasal dari sektor perusahaan.
b)
Sektor perusahaan
Sektor
perusahaan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh sektor rumah
tangga. Aliran pengeluaran sektor rumah
tangga (garis c) merupakan aliran pendapatan bagi sektor perusahaan. Namun diluar itu sektor perusahaan juga
membutuhkan faktor produksi dari rumah tangga (garis a). Sehingga inti dari
adanya sektor perusahaan adalah berusaha mencari peluang keuntungan dengan
melihat kebutuhan yang dibutuhkan oleh sektor rumah tangga namun dengan
menggunakan kembali sumber daya faktor produksi yang tersedia dari sektor rumah
tangga untuk memproduksi barang / jasa untuk mewujudkan kebutuhan yang
dibutuhkan tersebut.
2.
Model anlalisis dengan angka
pengganda
Angka pengganda atau multiplier
adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan
nasional. Jika angka pengganda tersebut memepunyai angka yang tinggi,
maka dengan perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi
angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya.
Perubahan pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang
disebut dengan koefisien multiplier. Proses multiplier adalah adanya
perubahan pada variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi
berubah. Namun dari keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan
investasi tersebut.
Rumus :
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
4.2 Analisis
Perekonomian 3 sektor
Perekonomian
tiga sektor terdiri atas rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan
pemerintah. Peran pemerintah di sini adalah sebagai pengatur, sebagai produsen,
sekaligus sebagai konsumen. Besar kecilnya peran pemerintah dalam perekonomian
itu sendiri sangat tergantung pada sistem ekonomi yang dianut. Di sistem
ekonomi liberal, peran pemerintah minimal, sedangkan pada sistem ekonomi
sosialis peran pemerintah sangat dominan. Di negara yang menganut sistem
campuran seperti Indonesia, pemerintah masih cukup berperan. Perekonomian tiga
sektor dapat dijelaskan melalui gambar berikut.
Gambar 2. Arus perputaran faktor produksi,
barang dan jasa, serta uang antara rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.
|
Anak panah
yang menuju ke kotak pemerintah berarti penerimaan pemerintah. Penerimaan pemerintah
tersebut berupa pajak, misalnya pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai,
serta pajak bumi dan bangunan. Selain itu, pemerintah juga menggunakan faktor
produksi dan barang serta jasa yang dibutuhkan untuk kegiatan ekonomi
pemerintahan. Anak panah yang menuju ke rumah tangga, pasar faktor produksi,
perusahaan, serta pasar barang dan jasa berarti pengeluaran pemerintah.
Pengeluaran pemerintah tersebut dapat berupa gaji, pembuatan prasarana,
subsidi, serta pembelian barang dan jasa.
Peran
pemerintah dalam kegiatan ekonomi didasari oleh motif mencari keuntungan
sekaligus memenuhi kepentingan umum. Dorongan mencari keuntungan ini tidak
terlepas dari kebutuhan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan
kondisi penerimaan yang semakin baik, pemerintah akan memiliki sumber dana
untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
4.3 Analisi Pereknomian 4 sektor
Dalam
perekonomian empat sektor kita akan melihat dua kelompok pelaku ekonomi, yaitu
masyarakat luar negeri dan pelaku kegiatan ekonomi dalam negeri. Dalam
masyarakat luar negeri terdapat rumah tangga konsumsi, perusahaan (rumah tangga
produksi), dan pemerintah. Kegiatan kelompok pelaku ekonomi masyarakat luar
negeri tersebut membentuk sistem arus perputaran kegiatan ekonomi. Kelompok
pelaku ekonomi dalam negeri juga membentuk sistem perputaran kegiatan ekonomi.
Jadi, masyarakat luar negeri maupun pelaku kegiatan ekonomi dalam negeri
terdiri atas rumah tangga konsumsi, perusahaan (rumah tangga produksi), dan
pemerintah. Mereka saling berinteraksi, sehingga membentuk sistem perputaran
faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara masyarakat luar negeri
dengan pelaku kegiatan ekonomi dalam negeri.
Gambar 3. Arus perputaran faktor produksi,
barang dan jasa, serta uang antara masyarakat luar negeri dengan pelaku
kegiatan ekonomi dalam negeri.
|
Dari gambar
3. Anda dapat melihat bahwa sudah tidak ada lagi negara yang tertutup sama
sekali untuk melakukan hubungan perdagangan dengan negara lain. Di dalam
perdagangan internasional tersebut terdapat dua macam kegiatan, yaitu ekspor
dan impor. Pembayaran dari kegiatan tersebut dilakukan menggunakan uang atau
valuta asing (devisa).
Peran pelaku
ekonomi dalam kegiatan perekonomian nasional akan saling berkaitan dan saling
memengaruhi sehingga akan membentuk satu kesatuan dan sistem. Kemacetan dalam
salah satu sektor dapat segera menjalar ke arus uang dan barang. Tugas menjaga
kestabilan arus uang dan barang memang tidak mudah. Dalam ilmu ekonomi, arus
perputaran uang dan barang/jasa digambarkan dalam suatu lingkaran kegiatan
ekonomi seperti yang telah diuraikan di atas. Nah, lingkaran arus kegiatan
ekonomi akan memberikan manfaat bagi pelaku ekonomi dalam perekonomian
nasional.
BAB
V
KESIMPULAN
Perekonomian dua sektor disebut juga perekonomian
sederhana, karena hanya terdiri atas dua pelaku, yaitu rumah tangga konsumsi
(masyarakat) dan rumah tangga produksi (perusahaan). Perekonomian tiga sektor
terdiri atas rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan pemerintah.
Model perekonomian selanjutnya adalah yang paling sesuai dengan kenyataan,
yaitu bentuk perekonomian empat sektor. Ciri perekonomian empat sektor adalah adanya kegiatan masyarakat luar negeri
dalam bentuk ekspor impor dan pertukaran faktor produksi.
DAFTAR
PUSTAKA
https://dewiratnasari830.wordpress.com/2014/01/15/sistem-perekonomian-3-sektor-dan-4-sektor/
(diakes pada tanggal 13 maret 2015 ,pkl. 20.00 wib )
http://emyindah.blogspot.com/2013/01/keseimbangan-ekonomi-dua-sektor.html
(diakses pada tanggal 15 maret 2015, pkl 15.00 wib )
Hermawan,wawan.
Pengantar Ilmu Ekonomi.Edisi
1;Tangerang Selatan ;Universitas terbuka ,2013.
thanks
BalasHapusmengapa nilai multiplier dalam empat sektor lebih besar dari pada dua sektor dan tiga sektor
BalasHapusbuat temen-temen silahkan download Makalah Perekonomian Empat Sektor di jurnalmakalah.com
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus