ANTROPOLOGI.UNSUR-UNSUR BUDAYA UNIVERSAL
MAKALAH Antropologi
Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Antropologi
Dosen :
Iramdhan S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh :
Ija 201314500392 ( Kelas YN)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS
INDRAPRASTA (UNINDRA) PGRI
JAKARTA
2016
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘alamin segala puji dan syukur
penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik dan
hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini,
namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan sempurna karena
mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga selalu
dilimpahkan kepada junjungan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Antropologi,
dalam makalah ini penulis membahas mengenai “unsur-unsur budaya universal”,
dengan makalah ini penulis mengharapkan agar dapat membantu sistem
pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.Akhir kata penulis ucapkan
terimakasih atas segala perhatiannya.
Jakarta , 2 Januari
2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………………………. i
KataPengantar ………………………………………………………………………….... ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………. iii
BAB I :PENDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………………………………………………..... 1
BAB II :PEMBAHASAN
Pengertian kebudayaan dan peradaban …………………………………………….... 2
Unsur-unsur budaya universal ………………………………………………………. 2
1. Sistem
kepercayaan ……………………………………………………………….. 3
2. Sistem kemasyarakatan
dan organisasi sosial …………………………………….. 4
3. Sistem
pengetahuan ……………………………………………………………….. 5
4. Bahasa …………………………………………………………………………….. 5
5.
Kesenian …………………………………………………………………………... 6
6. Sistem mata
pencarian hidup ……………………………………………………… 6
7. Sistem peralatan
hidup …………………………………………………………….. 7
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………………………………………... 10
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Mempelajari unsur-unsur yang terdapat
dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk memahami kebudayaan manusia.Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan pada
semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat
pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat
perkotaan.Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan
universal atau disebut dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat,
istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal
dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai
penjuru dunia.
Istilah kebudayaan merupakan tejemahan dari
istilah culture dari Bahasa Inggris.
Kata culture berasal dari bahasa latin colore yang berarti mengolah,
mengerjakan, menunjuk pada pengolahan tanah, perawatan dan pengembangan tanaman
dan ternak. Upaya untuk mengolah dan mengembangkan tanaman serta tanah inilah
yang selanjutnya dipahami sebagai culture.
Sementara itu, kata kebudayaan berasal dari
bahasa sansekerta, buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi.Kata
buddhi berarti budi dan akal.Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan
kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budaya) manusia
seperti kepercayaan, kesenian, dan adat – istiadat.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
Menurut Ki Hajar Dewantara: “Kebudayaan adalah buah
budi manusia dalam hidup bermasyarakat” sedangkan menurut Koentjaraningrat,
guru besar Antropologi di Universitas Indonesia: “Kebudayaan adalah keseluruhan
sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”.
Dari uraian di atas
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kebudayaan itu
hanya dimiliki oleh masyarakat manusia
2. Kebudayaan itu
tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar, dan
3. Kebudayaan itu
didapat, didukung serta diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat
UNSUR-UNSUR BUDAYA UNIVERSAL
Ada 7 Unsur
Kebudayaan Universal menurut C. KLUCKHOHN, menyebutkan 7 unsur
kebudayaan yaitu:
1. Sistem Pencaharian
Hidup
2. Sistem Peralatan dan
Teknologi
3. Sistem Organisasi
Kemasyarakatan
4. Sistem Pengetahuan
5. Bahasa
6. Kesenian
7. Sistem Religi dan
Upacara Keagamaan
Sedangkan 7 unsur kebudayaan universal yang
dikemukakan oleh Koentjaraningrat
adalah:
1. Peralatan dan
Perlengkapan Hidup
2. Mata Pencaharian Hidup
dan Sistem Ekonomi
3. Sistem Kemasyarakatan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem Pengetahuan
7. Religi
Ketujuh Unsur Kebudayaan tersebut, dikatakan
sebagai Unsur-Unsur Kebudayaan Universal karena
dapat dijumpai pada setiap kebudayaan manapun di seluruh dunia, baik dalam
masyarakat pedesaan maupun masyarakat kota besar.
1.
Sistem kepercayaan
Kepercayaan/Religi
adalah suatu keyakinan bahwa hal-hal yang dipercayai itu benar dan nyata
(Tuhan, manusia, benda-benda, hewan, dll). Ada harapan dan keyakinan (akan
kejujuran, kebaikan), ada orang-orang yang dipercaya(diserahi tugas) dan sebutan
untuk system religi/agama yang ada di Indonesia.Semua aktivitas manusia yang
berkaitan dengan kepercayaan atau agama didasarkan pada suatu getaran jiwa,
yang disebut emosi keagamaan (religius emotion).Emosi keagamaan inilah yang
membuat manusia melakukan tindakan yang bersifat keagamaan.
Sejalan dengan
perkembangan kehidupan manusia, maka masyarakat Indonesia sebelum adanya
pengaruh Hindu-Buddha juga telah mempercayai adanya kekuatan di luar diri
mereka.Hal ini juga tidak terlepas dari kehidupan mereka, yang berladang dan
bersawah.Kehidupan ini hanya dapat berjalan dalam masyarakat yang sudah
teratur, yang telah mengetahui hak dan kewajibannya.Ini berarti telah ada
organisasi dan yang menjadi pusat organisasi ialah desa dan ada aturan-aturan
yang harus dipatuhi bersama.
Dalam suasana untuk
saling memahami, saling menghargai, tolong menolong dan bertanggung jawab, maka
munculah faktor baru, yakni pemimpin (ketua desa/datuk). Yang memegang pimpinan
adalah ketua adat, yang dianggap memiliki kelebihan dari yang lain. Ia harus
melindungi anggotanya dari serangan kelompok lain, atau ancaman binatang buas
sehingga tercipta kemakmuran, kesejahteraan dan ketentraman. Pemimpin bekerja
untuk kepentingan seluruh desa, maka masyarakat berhutang budi kepada pemimpinnya.
Sifat kerja sama antara rakyat dan pemimpinnya membentuk persatuan yang kuat,
memunculkan kepercayaan, yakni memuja roh nenek moyang, memuja roh jahat dan
roh baik bahkan mereka percaya bahwa tiap-tiap benda memiliki roh.
Dengan demikian munculah
Animisme, Dinamisme, dan Totemisme.
A. Animisme
Kepercayaan yang memuja arwah dari nenek moyang.
A. Animisme
Kepercayaan yang memuja arwah dari nenek moyang.
B. Dinamisme
Kepercayaan bahwa
pada benda-benda tertentu baik benda hidup atau mati bahkan juga benda-benda
ciptaan (seperti tombak dan keris) mempunyai kekuatan gaib dan dianggap
bersifat suci.
C. Totemisme
kepercayaanmenghormati binatang-binatang tertentu untuk dipuja dan dianggapnya seketurunan.
kepercayaanmenghormati binatang-binatang tertentu untuk dipuja dan dianggapnya seketurunan.
2.
Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
Sistem kekerabatan
merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial.
Sistem kekerabatan
adalah system menghitung garis keturunan atas dasar hubungan perkawinan dan
hubungan darah.Dapat pula disebutkan bahwa kekerabatan adalah unit-unit sosial
yang terdiri dari beberapa keluarga yang mimiliki hubungan darah dan hubungan
perkawinan.
Ada beberapa sistem
kekerabatan yang dimiliki/dijalani oleh masyarakat di Indonesia, yaitu:
a. Sistem
Kekerabatan Bilateral
Sistem Kekerabatan
Bilateral, adalah system kekerabatan yang menghitung garis keturunan dari dua
pihak, yaitu dari pihak ayah dan ibu secara seimbang/bersama-sama.
b. Sistem
Kekerabatan Unilateral
Sistem kekerabatan
Unilateral, adalah system kekerabatan yang menghitung garis keturunan dari satu
pihak, yaitu dari pihak ibu saja yang disebut system matrilineal atau dari
pihak ayah saja yang disebut system patrilineal.
c. Sistem Kekerabatan Ambilineal
Sistem Kekerabatan
Ambilineal, adalah system kekerabatan yang menghitung garis keturunan dari
pihak ayah dan pihak ibu secara bergantian, atau bisa dikatakan menghitung
garis keturunan sebagian dari pihak ayah sebagian dari pihak ibu.
Organisasi Sosial
Manusia sebagai
makhluk sosial akan selalu hidup bersama dengan orang lain untuk dapat memenuhi
kebutuhannya. Untuk mencapai tujuan-tujuan hidup tertentu yang tidak dapat
dicapai sendiri, manusia bersama-sama dengan manusia lain dalam masyarakat akan
membentuk perkumpulan/organisasi sosial.
Organisasi sosial
adalah perkumpulan sosial yang dibentuk masyarakat baik formal
maupun non formal (berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum).
Berdasarkan bidang
kegiatannya, organisasi sosial di masyarakat dibedakan menjadi:
a.Organisasi Sosial di bidang Pendidikan, misalnya
sekolah, lembaga pelatihan, LPK, dll.
b. Organisasi Sosial di bidang Kesejahteraan
Sosial, misalnya Panti Asuhan, Panti Jumpo, dsb.
c. Organisasi Sosial di bidang Kesehatan,
misalnya Rumah Sakit, Balai Pengobatan.
d. Organisasi Sosial di bidang Keadilan, misalnya
LBH.
Pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan,masyarakatnya hidup berkelompok-kelompok dalam jumlah yang kecil, tetapi
hubungan antara kelompoknya sudah erat karena mereka harus bersama-sama
menghadapi kondisi alam yang berat,sehingga sistem kemasyarakatan yang muncul
saat itu sangat sederhana.
Ketika masa bercocok tanam, kehidupan masyarakat yang
sudah menetap semakin mengalami perkembangan dan hal inilah mendorong
masyarakat untuk membentuk keteraturan hidup.
Selanjutnya sistem kemasyarakatan terus mengalami
perkembangan khusunya pada masa perundagian.Karna pada masa ini kehidupan
masyarakat lebih kompleks.Masyarakat terbagi-bagi menjadi kelompok-kelompok
sesuai bidang keahliannya.
3. Sistem Pengetahuan
Pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan
harapan-harapan.Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang dapat diketahui,
diterima dan dipahami oleh manusia dalam penggunaan panca indranya.
Setiap masyarakat, tidak
mungkin dapat hidup tanpa pengetahuan tentang alam sekitarnya dan sifat-sifat
dari peralatan hidup yang mereka pakai.
Sistem Pengetahuan
dapat dibedakan menjadi:
a. Pengetahuan tentang alam
b. Pengetahuan tentang
tumbuh-tumbuhan
c. Pengetahuan tentang tubuh
manusia
d. Pengetahuan tentang sifat
dan tingkah laku sesama manusia
e. Pengetahuan tentang ruang
dan waktu
Sejak zaman
Neolithikum, masyarakat Indonesia telah mengenal pengetahuan yang tinggi,
dimana masyarakat telah dapat memanfaatkan angin musim sebagai tenaga penggerak
dalam aktivitas perdagangan dan pelayaran juga mengenal astronomi atau ilmu perbintangan
sebagai petunjuk arah pelayaran atau sebagai petunjuk waktu dalam bidang
pertanian.
Selain berkembangnya
ilmu pengetahuan, teknologi, juga dikenal oleh masyarakat prasejarah terutama
pada zaman perundagian, yaitu teknologi pengecoran logam sehingga pada masa
perundagian masyarakat sudah mampu menghasilkan alat-alat kehidupan yang
terbuat dari logam.
4. Bahasa
Bahasa merupakan wujud budaya yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi atau
berinteraksi, baik secara lisan, tulisan maupun bahasa
isyarat.
Secara umum bahasa berfungsi sebagai:
a. Alat berekspresi
b. Alat komunikasi
c. Alat untuk mengadakan integrasi
dan adaptasi social
Secara khusus bahasa berfungsi untuk:
a. Mengadakan hubungan dalam
pergaulan sehari-hari (fungsi praktis)
b. Mewujudkan seni (fungsi artistic)
c. Mempelajari naskah-naskah kuno (
fungsi filosofis)
d. Usaha mengeksploitasi ilmu pengetahuan
dan teknologi
5. Kesenian
Kesenian mengacu pada
nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akankeindahan
yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.
Kesenian secara umum
dapat dibedakan menjadi:
a. Seni
Rupa, yaitu kesenian yang dapat dinikmati secara visual (melalui mata).
b. Seni
Suara, yaitu kesenian yang dapat dinikmati melalui telinga/didengar.
c. Seni
Drama, yaitu kesenian yang dapat dinikmati melalui mata dan telinga (dilihat
dan didengarkan). Seni drama mengandung unsur-unsur dari seni lukis, seni
musik, sastra, dan tari.
Kesenian dikenal oleh
masyarakat prasejarah pada zaman mesolithikum yang dibuktikan dengan adanya
lukisan-lukisan pada dinding-dinding gua.Untuk selanjutnya kesenian mengalami
perkembangan yang pesat pada zaman neolithikum, karena pada masa bercocok tanam
terdapat waktu senggang dari menanam hingga panen.Yang dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk menyalurkan jiwa seni, dari seni membatik, gamelan, bahkan wayang.
Secara historis, seni lukis sangat
terkait dengan gambar.
Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang
lalu, nenek moyang manusia telah mulai
membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk
mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan.Sebuah lukisan atau gambar
bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik
terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan
menempelkan tangan di dinding gua,
lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral
berwarna.Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di
dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini
memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat
daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
6. Sistem Mata
Pencaharian Hidup
Sistem Mata Pencaharian Hidup yang termasuk dalam unsure
budaya universal terfokus
pada mata pencaharian masyarakat tradisional,
diantaranya:
a. Berburu dan Meramu
b. Beternak
c. Bercocok tanam di Ladang
d. Menangkap Ikan
Ø Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Pada masa ini secara fisik manusia masih terbatas
usahanya dalam menghadapikondisi alam. Tingkat berpikir manusia yang masih
rendah menyebabkan hidupnya berpindah-pindah tempat dan menggantungkan hidupnya
kepada alam dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan.
Ø Masa Bercocok Tanam
Pada masa ini kemampuan berpikir manusia mulai
berkembang.Sehingga timbul upaya menyiapkan persediaan bahan makanan yang cukup
dalam suatu masa tertentu.Dari upaya tersebut maka manusia bercocok tanam dan
tidak lagi tergantung kepada alam.
Ø Masa Perundagian
Pada masa ini masyarakat sudah mengenal teknik-teknik
pengolahan logam.Pengolahan logam memerlukan suatu tempat serta keahlian
khusus. Tempat untuk mengolah logam dikenal dengan nama perundagian dan orang
yang ahli mengerjakannya dikenal dengan sebutan Undagi.
7. Sistem Peralatan Hidup
A. Zaman Batu
Zaman batu adalah
suatu periode ketika peralatan hidup manusia secara dominan terbuat dari batu,
Zaman batu terbagi atas zaman batu tua, zaman batu madya, zaman batu baru, dan
zaman batu besar.
Ø
Zaman Batu Tua
(Paleolithikum)
1. Kapak genggam atau kapak perimbas berfungsi untuk
menggali umbi,
memotong, dan menguliti binatang. Kapak perimbas
berfungsi untuk merimbas kayu, memecah tulang, dan sebagai senjata.
2. Alat-alat dari tulang dan
tanduk binatang berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek, dan tombak.
3. Alat serpih (flakes) Biasanya
digunakan untuk mengiris daging atau memotong umbi-umbian dan buah-buahan.
Ø Zaman Batu Madya (Mesolithikum)
Pada zaman ini alat-alat dari batu sudah mulai
digosok, tetapi belum halus.
§
Kapak Sumatra (pebble).
§
Batu Pipisan digunakan untuk menggiling makanan,
menghaluskan cat merata
(seperti Nampak dari
bekas-bekasnya).
§
Kjokkenmoddinger adalah sampah daur (bahasa Denmark)
kjokken = dapur, modding = sampah. Sampah ini berwujud kulit siput dan kerang
yang menumpuk ribuan tahun sehingga membentuk bukit, tingginnya karang-karang
mencapai 7 meter dan sudah menjadi fosil.
§
Abris Sous Roche adalah tempat tinggal zaman
prasejarah yang berwujud goa-goa dan ceruk-ceruk di dalam batu karang untuk
berlindung. Dari goa ini berhasil ditemukan beberapa artefak atau peninggalan
prasejarah, misalnya: flakes, ujung anak panah, alat-alat dari tulang , tanduk
rusa, alat-alat dari perunggu dan besi juga fosil dari manusia Papua
Melanesoid.
Ø Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Pada zaman neolithikum, peralatan dari batu sudah
digosok halus karena mereka sudah mengenal teknik mengasah dan mengupam.
Peralatan itu antara lain sebagai berikut:
§
Kapak persegi untuk mengerjakan kayu.
§
Kapak bahu adalah kapak persegi, namun pada tangkai diberi
“leher” sehingga menyerupai bentuk botol persegi.
§
Kapak lonjong adalah kapak dengan penampang berbentuk
lonjong atau bulat telur. Kapak lonjong banyak disebut sebagai kapak Irian
karena banyak ditemukan di Irian (Papua).
Adapun benda-benda lain dari zaman neolithikum adalah
sebagai berikut:
§
Perhiasan
§
Tembikar
§
Pakaian
Ø Zaman Batu Besar (Megalithikum)
§
Menhir, digunakan sebagai media untuk pemujaan
terhadap roh nenek moyang.
§
Dolmen digunakan untuk meletakkan sesajian dan
pemujaan kepada nenek moyang. Ada pula sebagai tempat menguburkan mayat.
§
Sarkofagus atau Keranda merupakan peti mayat yang
terbuat dari batu.
§
Kubur batu, adalah peti mayat dari batu.
§
Punden berundak, digunakan untuk melakukan pemujaan
terhadap roh nenek moyang.
§
Waruga, yaitu kubur batu yang berbentukkubus atau
bulat. Bangunan ini terbuat dari batu besar yang utuh.
§
Arca atau patung yaitu bangunan yang terbuat dari batu
besar berbentuk binatang atau manusia yang melsmbsngkan nenek moyang serta
dipuja-puja.
B. Zaman Logam
(Perundagian)
yang diinginkannya.
Ø Zaman Tembaga
Pada zaman tembaga ini, manusia menggunakan tembaga sebagai bahan dasar alat-alat yang digunakan. Akan tetapi, alat-alat dari tembaga tidak tersebar secara luas. Dengan kata lain, zaman ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak mengalami zaman tembaga, sehingga zaman neolithikum langsung disusul oleh masuknya zaman perunggu.
Pada zaman tembaga ini, manusia menggunakan tembaga sebagai bahan dasar alat-alat yang digunakan. Akan tetapi, alat-alat dari tembaga tidak tersebar secara luas. Dengan kata lain, zaman ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak mengalami zaman tembaga, sehingga zaman neolithikum langsung disusul oleh masuknya zaman perunggu.
Ø Zaman perunggu
Pada zaman perunggu ini,
manusia telah menemukan logam campuran yang lebih keras dari tembaga.Campuran
antara tembaga dan timah putih ini disebut perunggu.Logam campuran ini dibentuk
menjadi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satu peninggalan termasyhur dari zaman
ini di Indonesia adalah nekara (semacam genderang
dengan hiasan di tepiannya).
Ø Zaman besi
Pada zaman besi ini, manusia
telah mampu melebur bijih besi.Hasil peleburan itu kemudian ditempa menjadi
alat-alat yang diperlukan.Peleburan besi memerlukan panas yang jauh lebih
tinggi dari peleburan tembaga dan
perunggu.Penempaannya pun memerlukan keahlian khusus.Teknik pembuatan yang
semakin rumit inimemperlihatkan betapa peralatan dari zaman
besi ini sudah jauh lebih sempurna dibandingkan dengan peralatan-peralatan pada
zaman sebelumnya.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat.Banyak para ahli yang menafsirkan tentang kebudayaan
dengan secara kasat mata mereka. Jika saya di tanyakan apa arti dari kata
kebudayaan tersebut saya hanya menjawab Suatu kebiasaan yang sering dilakukan
di wilayah tersebut. Namun dari arti tersebut tidak lupa pula melekat Unsur
–unsur kebudayaan yang seperti artikel di atas.
Namun pandangan saya
sebagai orang awam,unsur – unsur diatas haruslah tetap pada jalur budaya itu
sendiri,maksudnya tidak melenceng dari apa budaya yang nenek moyang kita buat.
Dengan begitu kita bisa mengenang apa yang telah nenek moyang kita buat dalam
suatu kebudayaan tersebut. Lalu dalam unsur kebudayaan itu sendiri haruslah
original atau asli.Karena banyak sekarang ini kebudayaan – kebudayaan di Indonesia
yang sudah tercampur oleh kebudayaan barat atau asing.Sehingga sekarang banyak kebudayaan
asli kita yang suka kehilangan nilai Intrik dalam Buadaya itu sendiri.
Dalam menjaga nilai
Intrik Kebudayaan itu sendiri,maka di perlukanlah Unsur –unsur kebudayaan dari
artikel di atas. Jika kita bertanya siapakah yang paling berperan dalam menjaga
nilai Intrik Kebudayaan kita,dengan sangat jelas kita sendrilah yang harus
menjaga arti dari Intrik Kebudayaan tersebut. Jika kita sendiri saja tidak
ingin menjaga ke originalan dari kebudayaan kita sendiri,lalu siapa lagi ?
Ingatkah kita tragedi
pada negara tetangga yang ingin mengambil kebudayaan dari bangsa kita.Yah
itulah keteledoran bangsa negara ini yang tidak begitu memperhatikan dari kebudayaannya.
Di era globalisasi
ini memang kita tidak boleh ketinggalan zaman. Semua berbau tekhnologi yang
akan kelak melekat dalam kehidupan kita masing –masing. Namun apa salahnya kita
bisa menjaga dan melestarikan nilai kebudayaan dari bangsa kita. Setidaknya
kita bisa menjunjung tinggi hakekat manusia sebagai makhluk yang saling
menghormati.Dengan menjaga dan melestarikannya saja kita sudah bisa menghormati
Nenek dan Kakek moyang kita yang telah bersusah payah untuk membentuk dan
melestarikan suatu kebudayaan yang sangat menarik untuk kita pelajari ini.
DAFTAR PUSTAKA
Supartono W. 2004. Ilmu Budaya
Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/unsur-unsurkebudayaan.
Komentar
Posting Komentar