PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM



BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
            Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Menurut Langgulung pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan dikalangan Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami). Arti pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori.
            Hakikat manusia menurut Islam adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Manusia sempurna menurut Islam adalah jasmani yang sehat serta kuat dan Berketerampilan, cerdas serta pandai. Tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Arti dan Ruang Lingkup Agama Islam
Secara bahasa, kata ³agama´ berasal dari bahasa sanskerta yang berarti ³tidak pergi´, tetap ditempat, diwarisi turun temurun.Menurut Abu Ahmadi, agam menurut bahasa ada 2 arti, yaitu:1.

Agam berasal dari bahasa sanskerta yang diartikan dengan haluan, peraturan, jalan ataukebaktian kepada Tuhan.2.

Agam terdiri dari 2 kata yaitu A. berarti tidak, dan Gama berarti kacau balau, tidak teratur. Jadi agama berarti tidak kacau balau yang berarti teratur.Sedangkan kata Islam berarti kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, ketaatan, dan kepatuhan.Secara istilah agama berarti undang-undang atau peraturan-peraturan yang mengikat manusiadalam hubungannya dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesame manusia danhubungan manusia dengan alam yang teratur dan damai.Islam sebagai agama wahyu yang memberi bimbingan kepada manusia mengenai semua aspek hidup dan kehidupannya. Sebagai agama wahyu terakhir, agama islam merupakan satu systemakidah dan syari¶ah serta akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam berbagaihubungan. Ruang lingkup agama islam lebih luas dari pada agama nasrani. Agama islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat termasuk dengan dirimanusia itu sendiri tetapi juga dengan alam sekitarnya yang terkenal dengan istilah lingkunganhidup. Menurut Wilfred CantwellSmith, dibandingkan dengan agama lain, agama islam adalah³
 sui generis
´ yaitu sesuai dengan wataknya, mempunyai corak dan sifat sendiri dalam jensinya.
 
Diantara perbedaannya dengan agama lain yaitu:
1.Agama lain, namanya dihubungkan dengan manusia yang mendirikan atau yangmenyampaikan agam itu, sedangkan nama agama yang di bawa Nabi Muhammad tidak dihubungkan dengan nama orang yang menyampaikannya atau nama tempat mula-mulaagama itu tumbuh dan berkembang.
2.Islam mengandung makna damai, sejahtera, selamat, penyerahan diri,taat, patuh danmenerima kehendak Allah.Ada 3 persoalan pokok dalam sebuah agama, diantaranya:
1.      Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yangdiyakini mengatur dan mencipta alam.
2.      Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatansupranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3.      Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alamsemesta yang dikaitkan dengan keyakinannya tersebut.Unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah agama diantaranya:

1.                   Adanya keyakinan pada yang gaib.

2.                   Adanya kitab suci sebagai pedoman.

3.                   Adanya Rasul pembawanya.

4.                   Adanyaajaran yang bisa dipatuhi.

Adanya upacara ibadah yang standar Agama sebagai fitrah manusia melahirkan keyakinan bahwa agama adalah satu-satunya cara pemenuhan kebutuhan. Posisi ini tidak dapat digantikan dengan yang lain.

B.Jenis-jenis Agama

Agama dibagi menjadi beberapa jenis menurut kriteria tertentu. Orang biasanya menjeniskanagama kepada agama yang sahih dan agama sesat. Penjenisan mudah ini adalah subjektif yangmendatangkan perasaan tidak puas hati dalam masyarakat yang terbilang kaum dan agama.Dengan itu, agama haruslah dijeniskan berdasarkan kriteria yang zahir.

1.Dari Segi Penyebaran

Dari segi penyebarannya, agama dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a.Agama Universal, yaitumerupakan agama-agama yang "besar" dan mempunyai minatuntuk menyebarkan ajaran untuk keseluruhan umat manusia. Sasaran agama jenis iniadalah ke semua manusia. Contohnya: Agama Islam, Kristian dan Buddha.
 b.Agama Folk, yaitu merupakan agama yang kecil dan tidak mempunyai sifat dakwahseperti agama universal. Amalannya hanya terhadap etnik tertentu. Contohnya: AgamaRakyat China/Taoisme.

 2.Dari Segi Sumber Rujukan

Semua agama menganggap ajarannya kudus. Kekudusan itu berasal dari satu sumber yang kudus juga. Dari segi sumber, agama-agama di dunia boleh dibagi menjadi dua jenis:
a.Agama Bersumberkan wahyu.
Merujuk kepada agama yang menuntut dirinya sebagai agama yang diturunkan olehTuhan sendiri. Penurunan ini biasanya melalui seorang Rasul. Daripada itu, agama yang berkenaan menganggap ajarannya adalah kebenaran yang mutlak. Contohnya: agamaIslam, Yahudi, dan Kristian. 
b.Agama BudayaMerujuk kepada agama yang tidak menuntut kepada sumber wahyu.
Agama ini mengabsahkan dirinya dengan merujuk kepada berbagai sumber seperti pembuktian,tradisi, falsafah dan sebagainya. Contohnya: agama Buddha, Hindu.3.

Dari Segi Tanggapan Ketuhan
 Agama-agama yang berbeda mempunyai pandangan yang berbeda mengenai Tuhan.Perbedaan ini mungkin dari segi nama Tuhan dan sifat Tuhan. Agama menurut penjenisanini dapat dibagi kepada dua jenis :
       a.            a.Agama Monoteisme, yaitu merupakan agama yang menganggap Tuhan hanya satu,yakni mendukung konsep kewahidan Tuhan. Contohnya, agama Islam.
      b.            b.Agama Politeisme, yaitu merupakan agama yang menganggap bahawa Tuhan berwujudsecara berbilangan, yakni ada banyak Tuhan atau Tuhan boleh berpecah kepada banyak  bentuk. Contohnya, agama Hindu, agama Rakyat China.

C Agama Sebagai Kebenaran
Hubungan Manusia dengan Agama1. Fitrah terhadap Agama
 Dalam masyarakat sederhana banyak peristiwa yang terjadi dan berlangsung di sekitar manusiadan di dalam diri manusia, tetapi tidak dapat dipahami oleh mereka. Yang tidak dipahami itudimasukkan ke dalam kategori
gaib
. Karena banyak hal atau peristiwa gaib ini menurut pendapatmereka, mereka merasakan hidup dan kehidupan penuh kegaiban. Menghadapi peristiwa gaib inimereka merasa lemah tidak berdaya. Untuk menguatkan diri, mereka mencari perlindungan padakekuatan yang menurut anggapan mereka menguasai alam gaib yaitu Dewa atau Tuhan. Karenaitu hubungan mereka dengan para Dewa atau Tuhan menjadi akrab. Keakraban hubungan denganDewa-Dewa atau Tuhan itu terjalin dalam berbagai segi kehidupan: sosial, ekonomi, keseniandan sebagainya. Kepercayaan dan sistem hubungan manusia dengan para Dewa atau Tuhan inimembentuk sistem agama. Karena itu, dalam masyarakat sederhana mempunyai hubungan eratdalam agama. Gmbaran ini berlaku di seluruh dunia.Kenyataan ditemukannya berbagai macam agama dalam masyarakat sejak dahulu hingga kinimembuktikan bahwa hidup di bawah sistem keyakinan adalah tabiat yang merata pada manusia.Tabiat ini telah ada sejak manusia lahir sehingga tak ada pertentangan sedikit pun dari seseorangyang tumbuh dewasa dalam sebuah sistem kehidupan. Agama-agama yang berbeda-beda tumbuhdan berkembang di dalam masyarakat tersebut.Susunan jagat raya yang demikian mengagumkan telah menggiring manusia kepada keberadaanSang Pencipta yang Maha Sempurna.Pendapat bahwa kemunculan alam ini sebagai sebuah proses kebetulan sangat tidak memuaskanhati manusia dari masa ke masa. Bahkan teori-teori tentang tentang peluang tidak dapat.

BAB III
PENDIDIKAN MENURUT ISLAM DAN UMUM
3.1 DEFINISI PENDIDIKAN
A. Definisi Pendidikan Secara Umum
            Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah :
1.      Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
2.      Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
3.      Menurut Frederick J. Mc Donald, pendidkan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh sesorang.
4.      Menurut M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.
B. Definisi Pendidikan Menurut Islam
                  Pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori.
Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan Sunnah (Hadist).
                                                  
      3.2  RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ISLAM
A. Pendidikan Keimanan
            “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya:”hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesengguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang nyata.” (Q.S 31:13)
            Bagaimana cara mengenalkan Allah SWT dalam kehidupan anak?
·         Menciptakan hubungan yang hangat dan harmonis (bukan memanjakan)
Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah laku positif.
Hadits Rasulullah : “cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka…:” (H.R Bukhari)
Barang siapa mempunyai anak kecil, hendaklah ia turut berlaku kekanak-kanakkan kepadanya.”    (H.R Ibnu Babawaih dan Ibnu Asakir)
·         Menghadirkan sosok Allah melalui aktivitas rutin
Seperti ketika kita bersin katakan alhamdulillah. Ketika kita memberikan uang jajan katakan bahwa uang itu titipan Allah jadi harus dibelanjakan dengan baik seperti beli roti.
·         Memanfaatkan momen religious
Seperti Sholat bersama, tarawih bersama di bulan ramadhan, tadarus, buka shaum bareng.
·         Memberi kesan positif tentang Allah dan kenalkan sifat-sifat baik Allah
Jangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau kamu berbohong” tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
·         Beri teladan
Anak akan bersikap baik jika orang tuanya bersikap baik karena anak menjadikan orang tua model atau contoh bagi kehidupannya.
hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.(Q.S 61:2-3)
·         Kreatif dan terus belajar
Sejalan dengan perkembangan anak. Anak akan terus banyak memberikan pertanyaan. Sebagai orang tua tidak boleh merasa bosan dengan pertanyaan anak malah kita harus dengan bijaksana menjawab segala pertanyaannya dengan mengikuti perkembangan anak.
B. Pendidikan Akhlak
Hadits dari Ibnu Abas Rasulullah bersabda:
“… Akrabilah anak-anakmu dan didiklah akhlak mereka.”
Rasulullah saw bersabda:
Suruhlah anak-anak kamu melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujuh tahun dan pukullah mereka kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud)
Bagaimana cara megenalkan akhlak kepada anak :
·         Penuhilah kebutuhan emosinya
Dengan mengungkapkan emosi lewat cara yang baik. Hindari mengekspresikan emosi dengan cara kasar, tidak santun dan tidak bijak. Berikan kasih saying sepenuhnya, agar anak merasakan bahwa ia mendapatkan dukungan.
Hadits Rasulullah : “ Cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka …:” (H.R Bukhari)
·         Memberikan pendidikan mengenai yang haq dan bathil
Dan janganlah kamu campur adukan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui .”(Q.S 2:42)
Seperti bahwa berbohong itu tidak baik, memberikan sedekah kepada fakir miskin itu baik.
·         Memenuhi janji
Hadits Rasulullah :”…. Jika engkau menjanjikan sesuatu kepada mereka, penuhilah janji itu. Karena mereka itu hanya dapat melihat, bahwa dirimulah yang memberi rizki kepada mereka.” (H.R Bukhari)
·         Meminta maaf jika melakukan kesalahan
·         Meminta tolong/ mengatakan tolong jika kita memerlukan bantuan.
·         Mengajak anak mengunjungi kerabat
C. Pendidikan intelektual
            Menurut kamus Psikologi istilah intelektual berasal dari kata intelek yaitu proses kognitif/berpikir, atau kemampuan menilai dan mempertimbangkan.
            Pendidikan intelektual ini disesuaikan dengan kemampuan berpikir anak. Menurut Piaget seorang Psikolog yang membahas tentang teori perkembangan yang terkenal juga dengan Teori Perkembangan Kognitif mengatakan ada 4 periode dalam perkembangan kognitif manusia, yaitu:
Periode 1, 0 tahun – 2 tahun (sensori motorik)
·         Mengorganisasikan tingkah laku fisik seperti menghisap, menggenggam dan memukul pada usia ini cukup dicontohkan melalui seringnya dibacakan ayat-ayat suci al-Quran atau ketika kita beraktivitas membaca bismillah.
Periode 2, 2 tahun – 7 tahun (berpikir Pra Operasional)
·         Anak mulai belajar untuk berpikir dengan menggunakan symbol dan khayalan mereka tapi cara berpikirnya tidak logis dan sistematis.
Seperti contoh nabi Ibrahim mencari Robbnya.
Periode 3, 7 tahun- 11 tahun (Berpikir Kongkrit Operasional)
·         Anak mengembangkan kapasitas untuk berpikir sistematik
Contoh : Angin tidak terlihat tetapi dapat dirasakan begitu juga dengan Allah SWT tidak dapat dilihat tetapi ada ciptaannya.
Periode 4, 11 tahun- Dewasa (Formal Operasional)
·         Kapasitas berpikirnya sudah sistematis dalam bentuk abstrak dan konsep
D. Pendidikan fisik
·         Dengan memenuhi kebutuhan makanan yang seimbang, memberi waktu tidur dan aktivitas yang cukup agar pertumbuhan fisiknya baik dan mampu melakukan aktivitas seperti yang disunahkan Rasulullah
“ Ajarilah anak-anakmu memanah, berenang dan menunggang kuda.” (HR. Thabrani)
E. Pendidikan Psikis
“Dan janganlah kamu bersifat lemah dan jangan pula berduka cita, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. 3:139)
·         Memberikan kebutuhan emosi, dengan cara memberikan kasih saying, pengertian, berperilaku santun dan bijak.
·         Menumbuhkan rasa percaya diri
·         Memberikan semangat tidak melemahkan

3.3. DESKRIPSI PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF NASIONAL
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya pedagogis untuk menstranfer sejumlah nilai yang dianut oleh masyarakat suatu bangsa kepada sejumlah subjek didik melalui proses pembelajaran. Sistem nilai tersebut tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar pandangan hidup bangsa itu. Rumusan pandangan hidup tersebut kemudian dituangkan dalam Undang-Undang Dasar dan perundang-undangan. Dalam Undang-Undang Dasar dan perundang-undangan itu pandangan filosofis suatu bangsa di antaranya tercermin dalam sistem pendidikan yang dijalankan.
Bagi bangsa Indonesia, pandangan filosofis mengenai pendidikan dapat dilihat pada tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 paragraf keempat. Secara umum tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian secara terperinci dipertegas lagi dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


















BAB IV
TUJUAN PENDIDIKAN

4.1. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Rumusan formal konstitusional dalam UUD 1945 maupun dalam GBHN dan Undang-Undang Kependidikan lainnya yang berlaku adalah tujuan normative GBHN 1983 merumuskan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut :
“Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan tarhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan , mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa

4.2. TUJUAN UMUM PENDIDIKAN MANUSIA
A. Hakikat manusia menurut Islam
Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
            Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan didunia barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme), sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi)
Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam surah al Qashash ayat : 77 :
“Carilah kehidupan akhirat dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadamu tidak boleh melupakan urusan dunia “
B. Manusia Dalam Pandangan Islam
Manusia dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani yang tidak dapat dipisahkan dari aspek rohani tatkala manusia masih hidup didunia. Manusia mempunyai aspek akal. Kata yang digunakan al Qur’an untuk menunjukkan kepada akal tidak hanya satu macam. Harun Nasution menerangkan ada tujuh kata yang digunakan :
1. Kata Nazara, dalam surat al Ghasiyyah ayat 17 :
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan”
2. Kata Tadabbara, dalam surat Muhammad ayat 24 :
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”
3. Kata Tafakkara, dalam surat an Nahl ayat 68 :
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah : “buatlah sarang-sarang dibukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibikin manusia”.
4. Kata Faqiha, dalam surat at Taubah 122 :
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”
5. Kata Tadzakkara, dalam surat an Nahl ayat 17 :
“Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan apa-apa? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”.
6. Kata Fahima, dalam surat al Anbiya ayat 78 :
“Dan ingatlah kisah daud dan Sulaiman, diwaktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu”.
7. Kata ‘Aqala, dalam surat al Anfaal ayat 22 :
“Sesungguhnya binatang(makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa-pun.
Manusia mempunyai aspek rohani seperti yang dijelaskan dalam surat al Hijr ayat 29 :
“Maka Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan kedalamnya roh-Ku, maka sujudlah kalian kepada-Nya”.

4.3. MANUSIA SEMPURNA MENURUT ISLAM
a. Jasmani Yang sehat Serta Kuat dan Berketerampilan
Islam menghendaki agar orang Islam itu sehat mentalnya karena inti ajaran Islam (iman). Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan jasmani, karena kesehatan jasmani itu sering berkaitan dengan pembelaan Islam.
Jasmani yang sehat serta kuat berkaitan dengan ciri lain yang dikehendaki ada pada Muslim yang sempurna, yaitu menguasai salah satu ketrampilan yang diperlukan dalam mencari rezeki untuk kehidupan.
            Para pendidik Muslim sejak zaman permulaan – perkembangan Islam telah mengetahui betapa pentingnya pendidikan keterampilan berupa pengetahuan praktis dan latihan kejuruan. Mereka menganggapnya fardhu kifayah, sebagaimana diterangkan dalam surat Hud ayat 37 :
            “Dan buatlah bahtera itu dibawah pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan jangan kau bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim itu karena meeka itu akan ditenggelamkan”.
b. Cerdas Serta Pandai
Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai yang ditandai oleh adanya kemampuan dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai di tandai oleh banyak memiliki pengetahuan dan informasi. Kecerdasan dan kepandaian itu dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a) Memiliki sains yang banyak dan berkualitas tinggi.
b) Mampu memahami dan menghasilkan filsafat.
c) Rohani yang berkualitas tinggi.
Kekuatan rohani (tegasnya kalbu) lebih jauh daripada kekuatan akal. Karena kekuatan jasmani terbatas pada objek-objek berwujud materi yang dapat ditangkap oleh indera.
Islam sangat mengistemewakan aspek kalbu. Kalbu dapat menembus alam ghaib, bahkan menembus Tuhan. Kalbu inilah yang merupakan potensi manusia yang mampu beriman secara sungguh-sungguh. Bahkan iman itu, menurut al Qur’an tempatnya didalam kalbu.

4.4. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM (KHUSUS)
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :
“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
Menurut al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
      Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi
1. Pembinaan akhlak.
2. menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3. Penguasaan ilmu.
4. Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi;
1. Tujuan keagamaan.
2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3. Tujuan pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :
1. Bahagia di dunia dan akhirat.
2. menghambakan diri kepada Allah.
3. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
4. Akhlak mulia.

BAB V
KESIMPULAN
Pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori.
Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan Sunnah (Hadist).























  BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

http://juniarari.blogspot.co.id/2011/11/pendidikan-dalam-pandangan-islam.html (di uplod pada tanggaL 9 FEBRUARI 2016 ,pukul 13.00 WIB)
http://id.scribd.com/doc/49246637/PENGANTAR-AGAMA-ISLAM#scribd ( di upload pada tanggal 9 februari 2016, pukul 14.00 WIB)










Komentar

Postingan populer dari blog ini

perekonomina 2,3,4 sektor

ANTROPOLOGI.UNSUR-UNSUR BUDAYA UNIVERSAL

Motivasi dalam Prilaku Organisasi