PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Menurut Langgulung pendidikan Islam
tercakup dalam delapan pengertian, yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan
keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin
(Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam
islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan dikalangan Orang-orang Islam),
dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami). Arti pendidikan Islam itu
sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi
ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah
teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu
ilmu bukanlah hanya teori.
Hakikat manusia menurut Islam adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya
bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan
lingkungan. Manusia sempurna menurut Islam adalah jasmani yang sehat serta kuat
dan Berketerampilan, cerdas serta pandai. Tujuan umum pendidikan Islam ialah
terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan
haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang
dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Arti dan
Ruang Lingkup Agama Islam
Secara bahasa, kata ³agama´ berasal dari
bahasa sanskerta yang berarti ³tidak pergi´, tetap ditempat, diwarisi turun
temurun.Menurut Abu Ahmadi, agam menurut bahasa ada 2 arti, yaitu:1.
Agam berasal dari bahasa sanskerta
yang diartikan dengan haluan, peraturan, jalan ataukebaktian kepada Tuhan.2.
Agam terdiri dari 2 kata yaitu A.
berarti tidak, dan Gama berarti kacau balau, tidak teratur. Jadi agama
berarti tidak kacau balau yang berarti teratur.Sedangkan kata Islam berarti
kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, ketaatan, dan kepatuhan.Secara istilah
agama berarti undang-undang atau peraturan-peraturan yang mengikat manusiadalam
hubungannya dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesame manusia danhubungan
manusia dengan alam yang teratur dan damai.Islam sebagai agama wahyu yang
memberi bimbingan kepada manusia mengenai semua aspek hidup dan
kehidupannya. Sebagai agama wahyu terakhir, agama islam merupakan satu
systemakidah dan syari¶ah serta akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan
manusia dalam berbagaihubungan. Ruang lingkup agama islam lebih luas dari pada
agama nasrani. Agama islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
manusia dalam masyarakat termasuk dengan dirimanusia itu sendiri tetapi juga
dengan alam sekitarnya yang terkenal dengan istilah lingkunganhidup. Menurut Wilfred
CantwellSmith, dibandingkan dengan agama lain, agama islam adalah³
sui generis
´ yaitu sesuai dengan wataknya,
mempunyai corak dan sifat sendiri dalam jensinya.
Diantara perbedaannya dengan agama
lain yaitu:
1.Agama lain, namanya dihubungkan
dengan manusia yang mendirikan atau yangmenyampaikan agam itu, sedangkan nama
agama yang di bawa Nabi Muhammad tidak dihubungkan dengan nama orang yang
menyampaikannya atau nama tempat mula-mulaagama itu tumbuh dan berkembang.
2.Islam mengandung makna damai,
sejahtera, selamat, penyerahan diri,taat, patuh danmenerima kehendak Allah.Ada
3 persoalan pokok dalam sebuah agama, diantaranya:
1. Keyakinan (credial), yaitu keyakinan
akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yangdiyakini mengatur dan mencipta
alam.
2.
Peribadatan
(ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan
kekuatansupranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan
ketundukannya.
3. Sistem nilai yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia lainnya atau alamsemesta yang dikaitkan dengan keyakinannya
tersebut.Unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah agama diantaranya:
1.
Adanya keyakinan pada yang gaib.
2.
Adanya kitab suci sebagai pedoman.
3.
Adanya Rasul pembawanya.
4.
Adanyaajaran yang bisa dipatuhi.
Adanya upacara ibadah yang
standar Agama sebagai fitrah manusia melahirkan keyakinan bahwa agama
adalah satu-satunya cara pemenuhan kebutuhan. Posisi ini tidak dapat
digantikan dengan yang lain.
B.Jenis-jenis Agama
Agama dibagi menjadi beberapa jenis
menurut kriteria tertentu. Orang biasanya menjeniskanagama kepada agama yang
sahih dan agama sesat. Penjenisan mudah ini adalah subjektif yangmendatangkan
perasaan tidak puas hati dalam masyarakat yang terbilang kaum dan agama.Dengan
itu, agama haruslah dijeniskan berdasarkan kriteria yang zahir.
1.Dari Segi Penyebaran
Dari segi
penyebarannya, agama dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a.Agama Universal, yaitumerupakan
agama-agama yang "besar" dan mempunyai minatuntuk menyebarkan ajaran
untuk keseluruhan umat manusia. Sasaran agama jenis iniadalah ke semua manusia.
Contohnya: Agama Islam, Kristian dan Buddha.
b.Agama Folk, yaitu merupakan
agama yang kecil dan tidak mempunyai sifat dakwahseperti agama universal.
Amalannya hanya terhadap etnik tertentu. Contohnya: AgamaRakyat China/Taoisme.
2.Dari Segi Sumber Rujukan
Semua agama menganggap ajarannya
kudus. Kekudusan itu berasal dari satu sumber yang kudus juga. Dari segi
sumber, agama-agama di dunia boleh dibagi menjadi dua jenis:
a.Agama Bersumberkan wahyu.
Merujuk kepada agama yang menuntut
dirinya sebagai agama yang diturunkan olehTuhan sendiri. Penurunan ini biasanya
melalui seorang Rasul. Daripada itu, agama yang berkenaan menganggap
ajarannya adalah kebenaran yang mutlak. Contohnya: agamaIslam, Yahudi, dan
Kristian.
b.Agama BudayaMerujuk kepada agama
yang tidak menuntut kepada sumber wahyu.
Agama ini mengabsahkan dirinya
dengan merujuk kepada berbagai sumber seperti pembuktian,tradisi, falsafah dan
sebagainya. Contohnya: agama Buddha, Hindu.3.
Dari Segi
Tanggapan Ketuhan
Agama-agama yang berbeda
mempunyai pandangan yang berbeda mengenai Tuhan.Perbedaan ini mungkin dari segi
nama Tuhan dan sifat Tuhan. Agama menurut penjenisanini dapat dibagi kepada dua
jenis :
a.
a.Agama
Monoteisme, yaitu merupakan agama yang menganggap Tuhan hanya satu,yakni
mendukung konsep kewahidan Tuhan. Contohnya, agama Islam.
b.
b.Agama
Politeisme, yaitu merupakan agama yang menganggap bahawa Tuhan berwujudsecara
berbilangan, yakni ada banyak Tuhan atau Tuhan boleh berpecah kepada
banyak bentuk. Contohnya, agama Hindu, agama Rakyat China.
C Agama Sebagai
Kebenaran
Hubungan
Manusia dengan Agama1. Fitrah terhadap Agama
Dalam masyarakat sederhana
banyak peristiwa yang terjadi dan berlangsung di sekitar manusiadan di dalam
diri manusia, tetapi tidak dapat dipahami oleh mereka. Yang tidak dipahami
itudimasukkan ke dalam kategori
gaib
. Karena banyak hal atau peristiwa
gaib ini menurut pendapatmereka, mereka merasakan hidup dan kehidupan penuh
kegaiban. Menghadapi peristiwa gaib inimereka merasa lemah tidak berdaya. Untuk
menguatkan diri, mereka mencari perlindungan padakekuatan yang menurut anggapan
mereka menguasai alam gaib yaitu Dewa atau Tuhan. Karenaitu hubungan mereka
dengan para Dewa atau Tuhan menjadi akrab. Keakraban hubungan denganDewa-Dewa
atau Tuhan itu terjalin dalam berbagai segi kehidupan: sosial, ekonomi,
keseniandan sebagainya. Kepercayaan dan sistem hubungan manusia dengan para
Dewa atau Tuhan inimembentuk sistem agama. Karena itu, dalam masyarakat
sederhana mempunyai hubungan eratdalam agama. Gmbaran ini berlaku di seluruh
dunia.Kenyataan ditemukannya berbagai macam agama dalam masyarakat sejak dahulu
hingga kinimembuktikan bahwa hidup di bawah sistem keyakinan adalah tabiat yang
merata pada manusia.Tabiat ini telah ada sejak manusia lahir sehingga tak ada
pertentangan sedikit pun dari seseorangyang tumbuh dewasa dalam sebuah sistem
kehidupan. Agama-agama yang berbeda-beda tumbuhdan berkembang di dalam
masyarakat tersebut.Susunan jagat raya yang demikian mengagumkan telah
menggiring manusia kepada keberadaanSang Pencipta yang Maha Sempurna.Pendapat
bahwa kemunculan alam ini sebagai sebuah proses kebetulan sangat tidak
memuaskanhati manusia dari masa ke masa. Bahkan teori-teori tentang tentang
peluang tidak dapat.
BAB
III
PENDIDIKAN
MENURUT ISLAM DAN UMUM
3.1 DEFINISI PENDIDIKAN
A. Definisi Pendidikan Secara Umum
Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah :
1. Menurut Juhn Dewey, pendidikan
adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi
di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin
pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan
kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari
orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
2. Menurut H. Horne, pendidikan adalah
proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi
makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan
sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual,
emosional dan kemanusiaan dari manusia.
3. Menurut Frederick J. Mc Donald,
pendidkan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat
(behavior) manusia. Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap tanggapan atau
perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh sesorang.
4. Menurut M.J. Langeveld, pendidikan
adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah setiap pergaulan yang terjadi
antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan
dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.
B.
Definisi Pendidikan Menurut Islam
Pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu
adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan
adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi
suatu ilmu bukanlah hanya teori.
Pengertian
pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena.
Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk
membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup,
sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk
praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah
peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah
berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada
salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan
atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan
Sunnah (Hadist).
3.2 RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ISLAM
A.
Pendidikan Keimanan
“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan
pelajaran kepadanya:”hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesengguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang nyata.”
(Q.S 31:13)
Bagaimana cara mengenalkan Allah SWT dalam kehidupan anak?
·
Menciptakan hubungan yang hangat dan
harmonis (bukan
memanjakan)
Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah laku positif.
Hadits Rasulullah : “cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka…:” (H.R Bukhari)
“Barang siapa mempunyai anak kecil, hendaklah ia turut berlaku kekanak-kanakkan kepadanya.” (H.R Ibnu Babawaih dan Ibnu Asakir)
Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah laku positif.
Hadits Rasulullah : “cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka…:” (H.R Bukhari)
“Barang siapa mempunyai anak kecil, hendaklah ia turut berlaku kekanak-kanakkan kepadanya.” (H.R Ibnu Babawaih dan Ibnu Asakir)
·
Menghadirkan sosok Allah melalui
aktivitas rutin
Seperti
ketika kita bersin katakan alhamdulillah. Ketika kita memberikan uang jajan
katakan bahwa uang itu titipan Allah jadi harus dibelanjakan dengan baik
seperti beli roti.
·
Memanfaatkan momen religious
Seperti
Sholat bersama, tarawih bersama di bulan ramadhan, tadarus, buka shaum bareng.
·
Memberi kesan positif tentang Allah dan kenalkan sifat-sifat baik Allah
Jangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau kamu berbohong” tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
Jangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau kamu berbohong” tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
·
Beri teladan
Anak
akan bersikap baik jika orang tuanya bersikap baik karena anak menjadikan orang
tua model atau contoh bagi kehidupannya.
“hai
orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?
Amat besar di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.(Q.S
61:2-3)
·
Kreatif dan terus belajar
Sejalan
dengan perkembangan anak. Anak akan terus banyak memberikan pertanyaan. Sebagai
orang tua tidak boleh merasa bosan dengan pertanyaan anak malah kita harus
dengan bijaksana menjawab segala pertanyaannya dengan mengikuti perkembangan
anak.
B.
Pendidikan Akhlak
Hadits
dari Ibnu Abas Rasulullah bersabda:
“…
Akrabilah anak-anakmu dan didiklah akhlak mereka.”
Rasulullah
saw bersabda:
”Suruhlah
anak-anak kamu melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujuh tahun dan
pukullah mereka kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan
pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud)
Bagaimana
cara megenalkan akhlak kepada anak :
·
Penuhilah kebutuhan emosinya
Dengan
mengungkapkan emosi lewat cara yang baik. Hindari mengekspresikan emosi dengan
cara kasar, tidak santun dan tidak bijak. Berikan kasih saying sepenuhnya, agar
anak merasakan bahwa ia mendapatkan dukungan.
Hadits
Rasulullah : “ Cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka …:” (H.R
Bukhari)
·
Memberikan pendidikan mengenai yang
haq dan bathil
“Dan
janganlah kamu campur adukan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu
sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui .”(Q.S 2:42)
Seperti
bahwa berbohong itu tidak baik, memberikan sedekah kepada fakir miskin itu
baik.
·
Memenuhi janji
Hadits
Rasulullah :”…. Jika engkau menjanjikan sesuatu kepada mereka, penuhilah
janji itu. Karena mereka itu hanya dapat melihat, bahwa dirimulah yang memberi
rizki kepada mereka.” (H.R Bukhari)
·
Meminta maaf jika melakukan
kesalahan
·
Meminta tolong/ mengatakan tolong
jika kita memerlukan bantuan.
·
Mengajak anak mengunjungi kerabat
C.
Pendidikan intelektual
Menurut kamus Psikologi istilah intelektual berasal dari kata intelek yaitu
proses kognitif/berpikir, atau kemampuan menilai dan mempertimbangkan.
Pendidikan intelektual ini disesuaikan dengan kemampuan berpikir anak. Menurut Piaget
seorang Psikolog yang membahas tentang teori perkembangan yang terkenal juga
dengan Teori Perkembangan Kognitif mengatakan ada 4 periode dalam
perkembangan kognitif manusia, yaitu:
Periode
1, 0 tahun – 2 tahun (sensori motorik)
·
Mengorganisasikan tingkah laku fisik
seperti menghisap, menggenggam dan memukul pada usia ini cukup dicontohkan
melalui seringnya dibacakan ayat-ayat suci al-Quran atau ketika kita
beraktivitas membaca bismillah.
Periode
2, 2 tahun – 7 tahun (berpikir Pra Operasional)
·
Anak mulai belajar untuk berpikir
dengan menggunakan symbol dan khayalan mereka tapi cara berpikirnya tidak logis
dan sistematis.
Seperti
contoh nabi Ibrahim mencari Robbnya.
Periode
3, 7 tahun- 11 tahun (Berpikir Kongkrit Operasional)
·
Anak mengembangkan kapasitas untuk
berpikir sistematik
Contoh
: Angin tidak terlihat tetapi dapat dirasakan begitu juga dengan Allah SWT
tidak dapat dilihat tetapi ada ciptaannya.
Periode
4, 11 tahun- Dewasa (Formal Operasional)
·
Kapasitas berpikirnya sudah
sistematis dalam bentuk abstrak dan konsep
D.
Pendidikan fisik
·
Dengan memenuhi kebutuhan makanan
yang seimbang, memberi waktu tidur dan aktivitas yang cukup agar pertumbuhan
fisiknya baik dan mampu melakukan aktivitas seperti yang disunahkan Rasulullah
“
Ajarilah anak-anakmu memanah, berenang dan menunggang kuda.” (HR. Thabrani)
E.
Pendidikan Psikis
“Dan
janganlah kamu bersifat lemah dan jangan pula berduka cita, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu benar-benar orang yang
beriman.” (QS. 3:139)
·
Memberikan kebutuhan emosi, dengan
cara memberikan kasih saying, pengertian, berperilaku santun dan bijak.
·
Menumbuhkan rasa percaya diri
·
Memberikan semangat tidak melemahkan
3.3.
DESKRIPSI PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF NASIONAL
Pendidikan
pada dasarnya merupakan suatu upaya pedagogis untuk menstranfer sejumlah nilai
yang dianut oleh masyarakat suatu bangsa kepada sejumlah subjek didik melalui
proses pembelajaran. Sistem nilai tersebut tertuang dalam sistem pendidikan
yang dirumuskan dalam dasar-dasar pandangan hidup bangsa itu. Rumusan pandangan
hidup tersebut kemudian dituangkan dalam Undang-Undang Dasar dan perundang-undangan.
Dalam Undang-Undang Dasar dan perundang-undangan itu pandangan filosofis suatu
bangsa di antaranya tercermin dalam sistem pendidikan yang dijalankan.
Bagi
bangsa Indonesia, pandangan filosofis mengenai pendidikan dapat dilihat pada
tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
paragraf keempat. Secara umum tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian secara terperinci dipertegas lagi dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB IV
TUJUAN PENDIDIKAN
4.1.
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Rumusan
formal konstitusional dalam UUD 1945 maupun dalam GBHN dan Undang-Undang
Kependidikan lainnya yang berlaku adalah tujuan normative GBHN 1983 merumuskan
tujuan pendidikan nasional sebagai berikut :
“Pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan tarhadap
Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan , mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air,
agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa
4.2.
TUJUAN UMUM PENDIDIKAN MANUSIA
A.
Hakikat manusia menurut Islam
Manusia
adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk
yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan didunia barat, dikatakan bahwa
perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) sebagai
lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang
hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme), sebagai sintesisnya
dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang
ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi)
Manusia
adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi
pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam surah al Qashash
ayat : 77 :
“Carilah
kehidupan akhirat dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadamu tidak boleh
melupakan urusan dunia “
B.
Manusia Dalam Pandangan Islam
Manusia
dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani yang tidak dapat dipisahkan dari
aspek rohani tatkala manusia masih hidup didunia. Manusia mempunyai aspek akal.
Kata yang digunakan al Qur’an untuk menunjukkan kepada akal tidak hanya satu
macam. Harun Nasution menerangkan ada tujuh kata yang digunakan :
1.
Kata Nazara, dalam surat al Ghasiyyah ayat 17 :
“Maka
apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan”
2.
Kata Tadabbara, dalam surat Muhammad ayat 24 :
“Maka
apakah mereka tidak memperhatikan al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”
3.
Kata Tafakkara, dalam surat an Nahl ayat 68 :
“Dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah : “buatlah sarang-sarang dibukit-bukit,
dipohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibikin manusia”.
4.
Kata Faqiha, dalam surat at Taubah 122 :
“Tidak
sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (kemedan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya”
5.
Kata Tadzakkara, dalam surat an Nahl ayat 17 :
“Maka
apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan
apa-apa? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”.
6.
Kata Fahima, dalam surat al Anbiya ayat 78 :
“Dan
ingatlah kisah daud dan Sulaiman, diwaktu keduanya memberikan keputusan
mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan
kaumnya. Dan adalah kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu”.
7.
Kata ‘Aqala, dalam surat al Anfaal ayat 22 :
“Sesungguhnya binatang(makhluk) yang seburuk-buruknya pada
sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti
apa-apa-pun.
Manusia
mempunyai aspek rohani seperti yang dijelaskan dalam surat al Hijr ayat 29 :
“Maka
Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan kedalamnya roh-Ku, maka
sujudlah kalian kepada-Nya”.
4.3.
MANUSIA SEMPURNA MENURUT ISLAM
a.
Jasmani Yang sehat Serta Kuat dan Berketerampilan
Islam
menghendaki agar orang Islam itu sehat mentalnya karena inti ajaran Islam
(iman). Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan jasmani, karena
kesehatan jasmani itu sering berkaitan dengan pembelaan Islam.
Jasmani
yang sehat serta kuat berkaitan dengan ciri lain yang dikehendaki ada pada
Muslim yang sempurna, yaitu menguasai salah satu ketrampilan yang diperlukan
dalam mencari rezeki untuk kehidupan.
Para pendidik Muslim sejak zaman permulaan – perkembangan Islam telah
mengetahui betapa pentingnya pendidikan keterampilan berupa pengetahuan praktis
dan latihan kejuruan. Mereka menganggapnya fardhu kifayah, sebagaimana
diterangkan dalam surat Hud ayat 37 :
“Dan buatlah bahtera itu dibawah pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan jangan
kau bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim itu karena meeka itu
akan ditenggelamkan”.
b. Cerdas Serta Pandai
Islam
menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai yang ditandai oleh adanya kemampuan
dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai di tandai
oleh banyak memiliki pengetahuan dan informasi. Kecerdasan dan kepandaian itu
dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a)
Memiliki sains yang banyak dan berkualitas tinggi.
b)
Mampu memahami dan menghasilkan filsafat.
c)
Rohani yang berkualitas tinggi.
Kekuatan
rohani (tegasnya kalbu) lebih jauh daripada kekuatan akal. Karena kekuatan
jasmani terbatas pada objek-objek berwujud materi yang dapat ditangkap oleh
indera.
Islam
sangat mengistemewakan aspek kalbu. Kalbu dapat menembus alam ghaib, bahkan
menembus Tuhan. Kalbu inilah yang merupakan potensi manusia yang mampu beriman
secara sungguh-sungguh. Bahkan iman itu, menurut al Qur’an tempatnya didalam
kalbu.
4.4.
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM (KHUSUS)
Menurut
Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia
sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh
manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah
beribadah kepada Allah.
Islam
menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya
sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut
Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :
“
Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Jalal
menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan
shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta
mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal,
pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek
ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat
mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah
ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang
dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang
disangkutkan dengan Allah.
Menurut
al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
1.
Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa
pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2.
Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat,
tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat,
memperkaya pengalaman masyarakat.
3.
Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai
ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi
1.
Pembinaan akhlak.
2.
menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3.
Penguasaan ilmu.
4.
Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut
Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi;
1.
Tujuan keagamaan.
2.
Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3.
Tujuan pengajaran kebudayaan.
4.
Tujuan pembicaraan kepribadian.
Menurut
Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :
1.
Bahagia di dunia dan akhirat.
2.
menghambakan diri kepada Allah.
3.
Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
4.
Akhlak mulia.
BAB V
KESIMPULAN
Pendidikan
Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah
teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah
teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu
ilmu bukanlah hanya teori.
Pengertian
pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena.
Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk
membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup,
sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk
praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah
peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah
berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada
salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan
atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan
Sunnah (Hadist).
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
http://juniarari.blogspot.co.id/2011/11/pendidikan-dalam-pandangan-islam.html
(di uplod pada tanggaL 9 FEBRUARI
2016 ,pukul 13.00 WIB)
http://id.scribd.com/doc/49246637/PENGANTAR-AGAMA-ISLAM#scribd
( di upload pada tanggal 9 februari 2016, pukul 14.00 WIB)
Komentar
Posting Komentar